Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
Total lahan yang dimiliki PPRO sendiri saat ini mencapai 314 hektar, atau meningkat 4,67% dari lahan tahun lalu sekitar 300 hektar. PPRO mendiami lahan sendiri (self owned) seluas 146,6 hektar dan lahan partner seluas 153,4 hektar.
Direktur Utama PPRO, Taufik Hidayat menambahkan, di tahun 2020, pihaknya sudah punya produk properti baru di 17 lokasi di lahan sendiri.
Pihak PPRO menuturkan, keputusan agresif membangun properti residensial di lahan sendiri dipengaruhi oleh kajian dari tim pemasaran dan konsultannya sejak empat bulan terakhir.
Baca Juga: Ingin punya tol sepanjang 500 km, ASII fokus garap sektor infrastruktur
"Kami akan banyak bermain di properti residensial kisaran Rp 600 - Rp 900 juta di lahan sendiri. Sementara di lahan berpartner, kami menggandeng pihak yang sudah profesional membangun landed house. Kerjasama bersifat joint venture dengan ahlinya ini, bisa menghemat waktu pembangunan yang tadinya memakan 5-10 tahun pembangunan," jelas Direktur Utama PPRO, Taufik Hidayat di BEI, Jakarta, Senin (26/8).
Sementara untuk pengelolaan properti tipe high end, PPRO sendiri memiliki beberapa tower andalan di Surabaya, seperti Grand Samaya dan Grand Sungkono Lagoon (GSL) yang nilainya dibanderol di kisaran Rp 700 miliar sampai Rp 1 triliun.
Baca Juga: Butuh dana, Perusahaan Gas Negara (PGAS) mengkaji rencana penerbitan obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News