kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Strategi Sido Muncul (SIDO) Hadapi Pelemahan Rupiah


Senin, 17 Oktober 2022 / 17:44 WIB
Begini Strategi Sido Muncul (SIDO) Hadapi Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Direksi?PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang memutuskan kerek harga jual produk yang dipasarkan di dalam negeri


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul melakukan penyesuaian harga jual produk yang dipasarkan di dalam negeri. Ini dilakukan menyusul kenaikan sejumlah harga bahan baku yang terdampak oleh pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat menjelaskan, hanya beberapa bahan baku saja yang mengalami kenaikan harga, antara lain sebagian bahan minuman dan kemasan yang punya porsi sekitar 15% -20% dari total material produksi.

"Kurs Rp 15.000 masih bisa diterima setelah kami menaikkan harga jual lokal," ungkap David, kepada Kontan.co.id, Senin (17/10).

Adapun, untuk meminimalisir dampaknya ke kinerja keuangan 2022, SIDO pun melakukan sejumlah langkah antisipasi, salah satunya dengan menaikkan harga jual produk.

Baca Juga: Penjualan Obat Flu Sido Muncul (SIDO) Mengalami Penurunan

Selain itu, perseroan juga terus berupaya menggenjot penjualan ekspor. Yang mana, hingga kini kinerjanya diklaim terus menunjukkan tren positif. "Sehingga bisa sedikit  mengurangi dampak perubahan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap kinerja keuangan," tuturnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, selain produk-produk Sido Muncul, SIDO pun kian getol mempromosikan produk dari anak usahanya, PT Semarang Herbal Indoplant (SHI) yang memproduksi bahan ekstrak herbal di pasar internasional.

SIDO melihat peluang bisnis yang sangat menjanjikan dari anak usahanya ini. Pihaknya berharap, permintaan sample yang datang ke PT SHI dapat segera terealisasi, sehingga bisa menjadi peluang pengembangan bisnis ke depan.

"Selain kami menggenjot pasar ekspor untuk produk Sidomuncul dan SHI, kami secara terus menerus mencari terobosan untuk melakukan efisiensi baik pada proses produksi maupun pada biaya operasi," pungkas David.

 

Mengutip catatan KONTAN, saat ini penjualan ekspor telah berkontribusi sebesar 6% terhadap total pendapatan SIDO. Capaian tersebut masih sesuai dengan target kontribusi ekspor yang dibidik tahun ini, yakni sekitar 6%-7%.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, penjualan SIDO turun 2,58% menjadi Rp 1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 1,65 triliun.

Turunnya penjualan SIDO membuat laba bersih juga ikut menurun. Di mana laba bersih SIDO tercatat turun 11,24% secara tahunan menjadi Rp 445,59 miliar dibandingkan dengan Rp 502 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×