Reporter: Vina Elvira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti dan real estate, PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) tidak menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha yang agresif di tahun ini. Manajemen memproyeksikan pendapatan usaha PUDP akan tumbuh tipis 1,71% menjadi Rp 56,56 miliar di penghujung tahun nanti.
Direktur Pudjiadi Prestige Toto Sasetyo mengungkapkan, pandemi yang hadir sejak tahun lalu sontak berpengaruh terhadap kinerja pendapatan PUDP, baik dari segi penjualan dan rental apartemen maupun tingkat hunian hotel.
Maka dari itu, kinerja di tahun ini pun diproyeksikan masih akan terkoreksi oleh kondisi pandemi yang masih berlangsung.
Meskipun begitu, dia bilang PUDP masih dapat mengoptimalkan pendapatan usaha mereka dengan memaksimalkan okupansi apartemen yang belum mencapai 100%. Hingga saat ini okupansi apartemen PUDP berada di kisaran 35%-85%.
"Okupansi apartemen kami belum 100%, jadi saat ini okupansi apartemen Senopati 85%, Kemang 79%, Prapanca 54%, dan Azalea Cikarang 35% (dari 131 unit yang available bukan total unit keseluruhan). Jadi masih ada yang untuk bisa disewakan, itu yang bisa kami maksimalkan," kata Toto dalam agenda Paparan Publik Virtual, Kamis (15/7) lalu.
Baca Juga: Kinerja Pudjiadi Prestige (PUDP) lesu di kuartal pertama
Sedangkan untuk okupansi hotel, hingga saat ini berada di kisaran 20%-40% untuk PT Hotel Marbella Pengembang Internasional dan PT Juwara Warga Hotel. Hal itu karena mobilitas penduduk yang dibatasi sehingga okupansi hotel sangat terpuruk.
"Okupansi hotel sangat terpukul karena mobilitas penduduk yang dibatasi, jadi otomatis okupansi akan turun. Pun sekarang hotel kami ada yang berada di Bali, Yogyakarta, dan Flores, otomatis akan turun," jelasnya.
Demi mengoptimalkan pendapatan usaha di tahun ini, PUDP pun menempuh sejumlah upaya untuk memaksimalkal okupansi apartement mereka. Salah satunya dengan mengincar target market baru, yang semula fokus kepada para ekspatriat menjadi masyarakat domestik yang berniat menetap di DKI Jakarta.
"Semisal orang Indonesia yang dari luar kota dan mau bekerja di Jakarta. Jadi bukan hanya yang dari luar negeri mau ke Jakarta," kata Toto.
Tak hanya itu, dengan kebijakan work from home (WFH) sejak pandemi merebak di tahun lalu, PUDP sepakat untuk mulai mengurangi porsi beriklan di media cetak dan beralih ke pemasaran digital, karena saat ini sebagian besar masyarakat lebih banyak berada di rumah dan mengakses media sosial.
"Karena orang lebih banyak di rumah dan mengakses media sosisal, jadi kita mulai beriklan di Facebook, Instagram, dan juga Google. Dan memang sudah ada hasilnya, kita beberapa 10%-20% dapat dari sana. Jadi cukup suskses dalam pandemi ini masih bisa mencapai okupansi di atas 70% dalam keadaan PPKM Darurat," jelasnya.
Sedangkan untuk menyikapi perang harga apartement di tengah kondisi pandemi, PUDP pun hadir dengan menawarkan berbagai keuntungan baru bagi para konsumennya. Salah satunya lewat servis apartemen untuk para tenant, sehingga diharapkan orang-orang tertartik untuk menyewa unit di PUDP dengan servis yang berbeda dari apartemen lainnya.
Baca Juga: Pudjiadi Prestige (PUDP) akan menjual dua aset tanah untuk bekal ekspansi tahun depan
"Yang biasanya apartemen hanya menyewakan unit, kami juga menyewakan lebih yaitu housekeeping, dispenser galon, atau gas, supaya untuk yang sedang WFH lebih nyaman dan tidak perlu keluar dari kamar,"beber Toto.
Terakhir, PUDP menawarkan sistem pembayaran baru guna beradaptasi dengan kemampuan masyarakat di tengah kondisi pandemi saat ini. "Yang tadinya mampu sewa 12 bulan di muka, kami juga harus bisa beradaptasi menjadi enam bulan atau tiga bulan pun masih bisa terima. Menurut kami ini cukup efektif untuk meningkatkan okupansi," jelasnya.
Hingga Maret 2021 perusahaan ini membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 28,63% dari semula Rp 16,23 miliar pada kuartal I-2021 menjadi Rp 11,58 miliar.
Meskipun begitu, PUDP masih mampu meraup laba bersih sebesar Rp 1,25 miliar pada kuartal I-2021. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, perusahan ini menanggung kerugian bersih hingga Rp 4,47 miliar.
Selanjutnya: Okupansi Hotel Tahun Ini Bakal Mentok 40%, Pengusaha Berharap Insentif Pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News