Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) mempersiapkan berbagai strategi untuk memulihkan kinerja bisnisnya di sisa tahun 2024.
Hal ini dilakukan seiring dengan penurunan pendapatan TGKA sebesar 3,61% year on year (YoY) menjadi Rp 6,94 triliun pada semester I-2024. Di samping itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami penurunan sebesar 11,01% YoY menjadi Rp 210,38 miliar.
Corporate Secretary Tigaraksa Satria, Syahrizal Sabir, menyatakan bahwa penyebab utama penurunan pendapatan TGKA adalah melemahnya daya beli masyarakat, terutama dalam sektor konsumsi.
Kondisi ini mempengaruhi kinerja perusahaan di sektor distribusi barang konsumsi sehari-hari seperti TGKA.
Baca Juga: Tigaraksa Satria Fokus Memperkuat Kinerja
Namun demikian, manajemen TGKA tetap optimistis bahwa realisasi pendapatan hingga akhir 2024 akan menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana TGKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,21 triliun.
Meskipun demikian, mereka mengakui bahwa laba bersih di akhir tahun ini kemungkinan sedikit di bawah capaian tahun 2023 yang mencapai Rp 457,04 miliar.
“Tetap diupayakan langkah-langkah efisiensi agar laba bersih 2024 tetap terjaga,” ujar Syahrizal pada Rabu (21/8).
Manajemen TGKA juga percaya bahwa perekonomian dan iklim usaha Indonesia akan segera pulih, sehingga perusahaan dapat lebih fleksibel dalam meningkatkan proses kerja, berinvestasi dalam teknologi canggih, dan terus mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Lebih lanjut, untuk mendukung pertumbuhan pendapatan pada 2024, TGKA berfokus pada peningkatan pertumbuhan organik dari prinsipal-prinsipal yang sudah ada melalui perbaikan proses distribusi. Dengan demikian, ketersediaan produk di outlet dapat lebih terjaga.
“Kami juga menambah jangkauan outlet dan, yang tak kalah penting, mendukung aktivitas promosi dari prinsipal,” jelas Syahrizal.
Selain itu, TGKA juga berusaha untuk terus menambah prinsipal baru yang produknya berkualitas dengan harga kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penambahan prinsipal baru menjadi salah satu strategi TGKA setiap tahunnya untuk mendukung pertumbuhan pendapatan dan laba.
Pada semester I-2024, TGKA telah menambah prinsipal baru di bidang produk makanan dengan omzet sekitar Rp 50 miliar per tahun. Ada beberapa calon prinsipal baru lainnya yang berpotensi bergabung dengan TGKA pada semester II-2024.
“Saat ini, masih dalam proses diskusi atau penjajakan kerja sama yang lebih konkret,” tambah Syahrizal.
Strategi lainnya adalah fokus pada perluasan jangkauan area dan penambahan stock keeping unit (SKU) dari lini bisnis rantai pendingin (cold chain) yang masih memiliki banyak peluang untuk dikembangkan.
TGKA melakukan beberapa langkah dalam bisnis cold chain ini, termasuk meningkatkan pengenalan produk rantai pendingin kepada masyarakat, serta meningkatkan penjualan melalui kanal-kanal distribusi yang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News