kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Bekaert tambah produksi kawat ban 10.000 ton


Senin, 21 Maret 2016 / 10:56 WIB
Bekaert tambah produksi kawat ban 10.000 ton


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Dupla Kartini

KARAWANG. Meski bisnis otomotif masih belum laju, namun produsen komponen untuk kebutuhan otomotif PT Bekaert Indonesia berani melakukan ekspansi kelima yang bernama Garuda V. Perusahaan ini menambah kapasitas produksi kawat ban mobil  (tire cord) dengan kapasitas produksi tambahan sebanyak 10.000 ton per tahun.

Untuk itu, Bekaert membeli mesin baru yang diimpor langsung dari Belgia. Mesin baru tersebut untuk menambah kapasitas produksi Bekaert yang sudah ada saat ini sebesar 65.000 ton per tahun. Dengan adanya penambahan mesin baru, kapasitas produksi tire cord milik Bekaert akan naik menjadi 75.000 ton per tahun.

Bert De Graeve, Ketua Dewan Direksi Bekaert menjelaskan, untuk membeli mesin baru, mereka menggelontorkan dana investasi senilai US$ 50 juta. Dana tersebut merupakan bagian dari investasi total Bekaert di Indonesia yang nilainya mencapai US$ 200 juta.

Jika ekspansi pabrik kawat ban tersebut berjalan sukses atau sesuai rencana bisa mencapai target produksi sebanyak 10.000 ton, Bekaert berencana menambah kapasitas produksi lagi. “Saat ini kami masih menjajaki investasi berikutnya di Indonesia,” kata Graeve.

Selain menghitung potensi penjualan, manajemen Bekaert juga mempertimbangkan kondisi lainnya, mulai dari kondisi ekonomi juga kondisi politik. Secara prinsip, Graeve menyatakan tertarik memperbesar bisnisnya di Indonesia. “Kami ingin berekspansi di Indonesia asal kondisi ekonomi dan politik kondisinya stabil,” jelas Graeve.

Tak hanya menyasar pasar dalam negeri, produk kawat ban yang diproduksi oleh Bekaert juga menyasar pasar mancanegara. Salah satu pasar ekspor Bekaert adalah Australia. Graeve bilang, ekspor ke Australia kini terbuka karena mereka sebelumnya telah menutup pabrik di Negeri Kanguru tersebut.

Penutupan pabrik di Australia dilakukan karena biaya produksi di Australia lebih mahal ketimbang biaya produksi di Indonesia. Graeve menjelaskan, saat ini porsi ekspor Bekaert dibandingkan penjualan di dalam negeri seimbang sekitar 50% dan 50%.

Adapun negara tujuan ekspor Bekaert lainnya adalah Thailand, Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru. Adapun pelanggan Bekaert di Indonesia antara lain perusahaan komponen otomotif seperti Gajah Tunggal, Toyota dan lain-lain. Agar pasar di dalam negeri bisa membesar, Bekaert berencana mengajak produsen otomotif lainnya menjadi mitranya.

"Di Indonesia ada banyak perusahaan berskala global, kini ada Wuling (pabrik otomotif asal China). Jika mereka membutuhkan produk kami, ini menjadi kesempatan bagi kami," kata Graeve.

Asal tahu saja, selain memproduksi produk tire cord, Bekaerd juga menghasilkan produk barbed wire iowa, kawat lapis baja yang biasa digunakan untuk pagar kandang hewan untuk industri pertanian dan peternakan.

Selain itu, Bekaert juga memproduksi black fusion bonded for chain link atau kawat lapis plastik yang biasa digunakan untuk pagar rumah dan kandang hewan. Ada juga dramix, kawat lapis sebagai bahan campuran semen untuk pembuatan jalan.

Sekadar gambaran, PT Bekaert Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kawat baja dan teknologi pelapisan  atau coating. Bekaert Indonesia merupakan bagian dari perusahaan Bekaert global yang mempekerjakan hampir 30.000 karyawan dengan pendapatan 4,4 miliar euro per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×