Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Para pengembang properti menyambut positif beleid penghapusan utang atau tax amnesty. Beleid ini diyakini bisa menggairahkan bisnis properti dan menjaga prospek bisnis ini sampai akhir tahun ini.
"Terutama bisnis properti komersial seperti perkantoran dan kawasan industri," ungkap Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers Indonesia kepada KONTAN, Rabu (29/6).
Menurut hitungan Ferry, efek kebijakan ini bisa membuat penjualan properti tersebut tumbuh signifikan dalam enam bulan ke depan. Ini artinya, proyeksi penjualan properti sepanjang semester kedua tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan penjualan pada semester pertama tahun ini.
Namun, ia mewanti-wanti, semua perhitungan ini bisa berjalan lancar apabila pelaksanaan tax amnesty bisa berjalan efektif. Pelaksanaan itulah yang ditunggu oleh pengembang properti.
Oleh karena itu, menurut Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, pihaknya belum mau terburu-buru merevisi target bisnis yang sudah dipatok sepanjang tahun ini. "Kami masih menunggu pasar untuk bisa merevisi target," ungkapnya kepada KONTAN.
Soalnya, kata Theresia, pihaknya sampai akhir tahun ini sudah mematok target pendapatan penjualan atau marketing sales yang terbilang berani yakni sekitar Rp 2,5 triliun.
Saat ini Intiland memang punya proyek berbasis perkantoran yang siap beroperasi tahun ini. Yakni South Quarter yang berada di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Bila tidak ada halangan, pengembang ini akan mengoperasikan proyek tersebut di semester kedua tahun ini.
Sama seperti Intiland, PT Pakuwon Jati Tbk juga masih melihat efektivitas dari tax amnesty tersebut.
Menurut Ivy Wong, Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati, kebijakan tax amnesty tidak serta merta membuat penjualan properti di semester kedua tahun ini langsung bisa tumbuh tinggi. Soalnya, masyarakat dan investor yang ingin membeli properti harus menyelesaikan penghapusan pajak terlebih dahulu.
Makanya ia memproyeksikan pertumbuhan bisnis properti bisa kencang paling cepat awal 2017. "Dampaknya baru terasa enam sampai sembilan bulan mendatang," katanya kepada KONTAN.
Saat ini, Pakuwon masih fokus di proyek properti yang sudah berjalan. Salah satunya proyek perkantoran yang ada di Kota Kasablanka.
Melihat kondisi ini, Grup Ciputra pun tidak mau gegabah. "Kami tidak akan merevisi target," kata Harun Hajadi, Managing Director Grup Ciputra ke KONTAN, (29/6).
Saat ini, kata Harun, pihaknya bakal fokus mengerjakan proyek yang sudah berjalan.
Saat ini Grup Ciputra punya sekitar 80 proyek yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya merupakan properti terpadu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News