Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini pemerintah sedang dalam proses pembuatan konsorsium untuk membeli 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) dalam proyek Abadi di Blok Masela.
Konsorsium tersebut terdiri dari INA, PT Pertamina, dan beberapa perusahaan lain yang berminat.
“Perusahaan-perusahaan ini yang kita dorong untuk komunikasikan, kemungkinan besar ada perusahaan asing,” jelasnya saat ditemui di DPR, Kamis (8/9).
Menurut Bahlil, perihal Blok Masela bukan hanya soal saham dan modal, tetapi juga soal teknologinya. “Shel yang punya teknologi,” ujarnya.
Baca Juga: Pertamina Mulai Lakukan Penjajakan dengan Inpex untuk Masuk ke Blok Masela
Bahlil mengungkapkan, Presiden memutuskan untuk mencarikan investor mengganti Shell yang kemungkinan dalam waktu satu bulan hingga dua bulan mendatang bisa disampaikan serta bagaimana dampaknya pada jadwal produksi Blok Masela yang ditargetkan di 2027 mendatang.
Pertamina saat ini juga telah melirik peluang untuk masuk dan menjadi mitra Inpex dalam pengembangan Blok Masela. Perusahaan minyak dan gas (migas) ‘pelat merah’ itu sudah mulai melakukan penjajakan dengan pihak Inpex Corporation selaku operator dari proyek lapangan gas abadi tersebut.
“Kami sudah melakukan NDA (non disclosure agreement) dengan Inpex, sesegera mungkin mereka akan membuka data room-nya sehingga kami bisa melakukan due diligence,” ungkap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9).
Baca Juga: Indonesia May Form Consortium to Take Shell Stake in Masela Gas Project
Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto juga sempat membeberkan SKK Migas mengupayakan Inpex mendapat mitra pada akhir tahun ini. Dwi mengakui bahwa PT Pertamina tertarik untuk ikut.
“Pertamina sedang mempelajari open data wilayah kerja itu dan bisa masuk berapa persen jadi masuk apa enggak, berapa persen masuknya,” ujarnya.
Namun sayang, Dwi belum bisa memberikan gambaran berapa persen saham yang akan dikempit Pertamina dalam proyek Masela.
Dwi bilang, posisi keuangan Pertamina dibatasi antara debt per EBITDA yang biasanya terkait dengan pinjaman-pinjaman yang sudah ada, seperti obligasi, pinjaman bank, dan lainnya.
Baca Juga: PGN dan Badak NGL Akan Garap LNG Bunkering Pertama di Indonesia
Dwi mengatakan, Manajemen Pertamina mencari solusi dan tindak lanjut dari arahan pemerintah. Namun tidak bisa serta-merta langsung mengambil karena juga melihat kemampuan keuangannya seperti apa.
Kalau tidak bisa langsung mengambil seluruh bagiannya Shell atau berapa persen, barang tentu harus mencari partner yang lain jikalau memang tidak bisa diambil oleh satu pihak.
“Mungkin kalau yang lalu konsorsiumnya itu Abadi Masela melibatkan dua perusahaan yakni Inpex sama Shell mungkin ke depannya ini lebih dari itu. Bisa 3 bisa 4. Tentu willingness Inpex, bagaimana dia bermitra dengan seseorang yang tidak cocok?,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News