kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beramai-Ramai Menambal Kopi India


Minggu, 02 Mei 2010 / 18:35 WIB
Beramai-Ramai Menambal Kopi India


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Sebuah peluang besar terbuka bagi pengusaha kopi Indonesia untuk menggenjot penjualan kopi ke luar negeri. India yang selama ini mengekspor 70% dari total produksi kopinya, baik jenis robusta maupun arabika, akan mengurangi pasokan kopinya ke pasar internasional.

Memang, tadinya produksi kopi Negeri Gangga tahun ini diproyeksikan akan naik 10% menjadi 289.600 ton. Namun, eksportir India kemungkinan akan mengurangi pengiriman kopinya ke luar negeri.

G.V. Krishna Rau, Chairman Coffee Board India menegaskan, penurunan ekspor ini merupakan langkah India menjaga persediaan kopi di negaranya. Sebab, curah hujan yang tak merata di beberapa wilayah penghasil kopi seperti di bagian selatan Karnataka, Kerala dan Tamil Nadu bisa menganggu pasokan.

"Tidak ada cukup tambahan curah hujan untuk menyelamatkan sejumlah biji kopi di beberapa area di India," imbuh Anil Bhandari, Anggota Coffee Board India.

Nah, penyusutan volume ekspor kopi India ini, menurut Coffee Board India, akan memberi peluang bagi Vietnam dan Indonesia menaikkan volume eskpor kopinya.

Namun, menurut Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata, para produsen dan eksportir kopi Indonesia belum tentu bisa langsung menyamber peluang itu. Sebab, “Musim panen kali ini produksi kita sedikit menurun akibat musim hujan yang berkepanjangan," kata Rachim, Rabu (28/4).

Rachim menghitung, potensi penurunan produksi kopi akibat curah hujan yang berkepanjangan mencapai 20% total dari produksi pada masa normal.

Celakanya, kata Rachim, ketika Indonesia menyatakan produksinya menyusut, seringkali Vietnam mengklaim negaranya akan mampu menutupi kekurangan suplai karena produksi melimpah.

Tentu saja, klaim itu akan berdampak pada harga. “Itu yang merusak harga kopi di dalam negeri, oleh karenanya kami sedang berusaha menjalin kesepakatan dengan para eksportir Vietnam untuk mengkoordinasikan hal ini,” papar Rachim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×