kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergantung demand aluminium, APB3I proyeksikan bisnis bauksit masih sulit di 2021


Minggu, 14 Februari 2021 / 16:49 WIB
Bergantung demand aluminium, APB3I proyeksikan bisnis bauksit masih sulit di 2021
ILUSTRASI. Suasana lokasi Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/wsj.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Sumber daya logam ditaksir sebanyak 2,1 miliar ton, sedangkan total cadangan logam sekitar 1,1 miliar ton yang didominasi dengan klasifikasi cadangan terkira.

"Dari sisi sebaran yang sudah dilakukan eksplorasi dan memberikan kontribusi sumber daya-cadangan nasional berada di Kepualauan Riau, Kalimantan Barat,  Kalimantan Tengah, dan ada juga potensi di Bangka Belitung," kata Iman kepada Kontan.co.id, Minggu (14/2).

Dari sisi produksi, Indonesia menempati posisi kelima secara global pada tahun 2019 dengan produksi 16 juta ton bijih bauksit. Lalu dari produk turunannya, produksi alumina Indonesia berada di posisi 11 dunia dengan 1 juta ton alumina. Selanjutnya produksi aluminium Indonesia sebanyak 253.000 ton atau posisi 27 secara global.

Khusus untuk bijih bauksit, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto mengungkapkan bahwa realisasi produksi bijih bauksit tahun 2020 sebanyak 25,9 juta ton. Sedangkan untuk penjualannya sebanyak 24,5 juta ton.

Menurutnya, dari sisi volume produksi dan penjualan bijih bauksit tahun lalu mencapai target. "Jumlah realisasi produksi dan penjualan ini cukup meningkat di atas 100% dari target 2020," ujar Sugeng.

Asal tahu saja, bauksit menjadi satu diantara tiga komoditas mineral andalan Indonesia pada masa depan. Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto mengungkapkan tiga komoditas mineral yang ke depan akan berperan strategis.

Hal itu didorong oleh pengembangan mobil listrik dan juga energi terbarukan (ET). Ketiga komoditas itu adalah nikel, tembaga, serta bauksit-aluminium. "Jadi tembaga, nikel, bauksit, aluminium akan berperan sangat signifikan ke depannya dalam pengembangan renewable energy. Beberapa bulan terakhir pun harganya naik signifikan," ungkap Septian dalam acara virtual yang digelar, Jum'at (5/2) lalu.

Selanjutnya: Ini realisasi produksi dan penjualan komoditas mineral Indonesia tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×