kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berharap harga batubara tetap memanas


Selasa, 09 Januari 2018 / 06:25 WIB
Berharap harga batubara tetap memanas


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali memanas. Mengawali tahun 2018, Harga Batubara Acuan (HBA) tercatat sebesar US$ 95,54 per ton, naik 1,6% dibandingkan dengan Desember 2017 yang berada di kisaran US$ 94,04 per ton. 

Tren positif HBA ini disebabkan meningkatnya permintaan batubara dari negara-negara di kawasan Asia. Selain itu, muncul pasar-pasar tujuan ekspor baru seperti Vietnam sehingga turut menjadi faktor pengerek HBA di awal tahun ini. 

"Harga naik karena ada pasar baru, yakni Vietnam. Selain itu, permintaan China dan India juga meningkat," kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada KONTAN, Senin (8/1).

Sekadar gambaran, pada awal tahun 2017 pergerakan harga batubara banyak dipengaruhi oleh Australia lantaran operasi tambang yang sempat terganggu. Alasannya, terjadi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh Topan Debbie yang melanda negeri Kanguru tersebut.

Meski sempat memunculkan harapan terhadap kenaikan harga, pertengahan tahun harga batubara kembali turun di bawah US$ 80 per ton. Adapun faktor pemicunya karena China menekan harga batubara dalam negerinya.

Tidak berlangsung lama, harga batubara kembali naik. Kenaikan harga ini disebabkan oleh produksi batubara di Indonesia yang terganggu akibat tingginya curah hujan. Di sisi eksternal, ada kebijakan pemerintah China mengurangi produksi dalam negerinya.

Melihat fluktuasi harga batubara tahun lalu, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai, faktor eksternal akan tetap memegang peranan penting terhadap pergerakan harga batu bara sepanjang tahun ini.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif APBI belum bisa memproyeksikan harga batubara pada tahun ini. Fluktuasi harga masih sangat mungkin terjadi karena batubara sangat sensitif pergerakannya. 

"Harapannya tetap menguat. Tapi perlu dicermati mengingat pengaruh faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah China, faktor geopolitik, nilai tukar dolar, bahkan juga faktor cuaca dan lain-lain," katanya.

Namun, Hendra berharap selama musim dingin yang melanda negara-negara subtropis, akan membuat permintaan batubara meningkat. Kondisi inilah yang memunculkan harapan bagi produsen batubara dalam negeri bila harga emas hitam dapat lebih membumbung di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×