Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina EP menargetkan laba bersih tahun 2019 sebesar US$ 755 juta atau Rp 10 triliun (Kurs Rp 14.200 per dolar AS), atau naik dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2018 yang sebesar US$ 753 juta. Target laba bersih itu berpatokan pada harga minyak pada kisaran di atas US$ 50 per barel.
Adapun pendapatan tahun 2019 dipatok sebesar US$ 3,1 miliar, untuk pendapatan tahun 2018 sebesar US$ 3,2 miliar (unaudited). Nanang Abdul Manaf Presiden Direktur PT Pertamina EP mengatakan, tahun lalu perusahaan mematok asumsi harga minyak pada kisaran US$ 70 per barel, namun demikian harga minyak malah turun diangka US$ 45 per barel sampai US$ 50 per barel pada dua bulan terakhir di tahun 2018.
Meski harga minyak tahun lalu turun, laba bersih perusahaan pada tahun lalu tetap bisa sesuai target. "Untuk tahun ini kami berharap harga minyak stabil di atas angka US$ 50 per barel dengan produksi 85.000 barel per hari (bph)," ungkap dia, Selasa (22/1).
Sedangkan untuk produksi gas tahun ini dipatok mencapai 970 mmscfd, sehingga total produksi migas tahun ini mencapai 258 mboepd. "Tahun ini anggaran biaya investasi US$ 557 juta dan anggaran biaya operasional US$ 1,1 miliar," ungkap Nanang. Sedangkan tahun lalu Pertamina EP mengeluarkan dana operasional US$ 1,1 miliar dengan biaya investasi US$ 606 juta.
Dia mengatakan, selain berharap pada harga minyak, ada beberapa strategi perusahaan dalam mencapai laba bersih yang sudah ditargetkan itu. Misalnya fokus eksekusi program kerja bor, work over, well service, dan well intervention yang sudah direncanakan. "Untuk minyak andalannya di Asset 5 sementara gas di Asset 2," ujar dia.
Selain itu pihaknya juga melakukan monitor terintegrasi proses pengadaan, monitoring progress fisik dan biaya secara rutin, sinergi antar fungsi sebagai dasar eksekusi Rencana Kerja, serta cost effectiveness.
"Salah satu implementasi di akhir tahun 2018 lalu adalah melaksanakan kegiatan pemboran yang merupakan rencana kerja 2019, bahkan beberapa tajak sumur dilaksanakan di malam pergantian tahun 2018 lalu," imbuh dia.
Untuk tahun ini Pertamina EP akan melakukan pemboran sebanyak 94 sumur, sedangkan tahun lalu Pertamina mengebor 84 sumur dan tahun 2017 sebanyak 63 sumur. Nanang juga menekankan bahwa pihaknya juga terus mencapai cadangan-cadangan migas baru.
"Kami ingin mendapat giant discovery, makanya kami sudah ajukan surat ke Wamen ESDM untuk mendapat wilayah baru dengan menukar wilayah kami saat ini," imbuh dia.
Dia mengatakan, ada potensi di offshore Matindok, namun kedalaman lautnya untuk dibor mencapai 2.000 meter. "Satu sumur kalau membor di sana US$ 80 juta, makanya kami ajukan patnership," imbuh dia. Bahkan, kata Nanang, pihaknya rela mendapatkan saham 25% saja asalkan bisa mengebor di potensi offshore Matindok tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News