kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Berkat efisiensi produksi, pendapatan sektor ikan meningkat


Jumat, 24 Agustus 2018 / 11:10 WIB
Berkat efisiensi produksi, pendapatan sektor ikan meningkat
ILUSTRASI. PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) dan Nilai Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPi) tumbuh positif sepanjang tahun 2018. Meski begitu, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengidentifikasi rendahnya pendapatan pembudidaya akibat kurang efesiennya produksi budidaya. 

Karenanya, KKP fokus menggarap perikanan budidaya dengan sasaran utama bagaimana meningkatkan efesiensi produksi dan nilai tambah keuntungan yang diraup pembudidaya ikan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan tren perbaikan NTPi dan NTUPi menggambarkan bahwa iklim usaha perikanan budidaya semakin membaik dan secara nyata memberikan dampak positif bagi kesejahteraan pembudidaya ikan.

BPS mencatat pada periode Juli 2018, Nilai NTPi mencapai 100,58 atau tumbuh 0,88% dibanding bulan yang sama tahun 2017 yang mencapai angka 99,7. Capaian NTPi Juli 2018 merupakan nilai tertinggi sejak Januari 2015.

Kondisi ini mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan yang disertai oleh perbaikan daya beli masyarakat pembudidaya ikan. Pendapatan pembudidaya ikan misalnya naik 8,9% dari semula Rp 3,03 juta per bulan di tahun 2016 menjadi sekitar Rp 3,3 juta per bulan di tahun 2017.

Dari sisi kinerja usaha pembudidayaan ikan, BPS juga mencatat Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPi) pada periode Juli 2018 mencapai 111,55 atau tumbuh sebesar 0,88% dibandingkan bulan yang sama tahun 2017 yang mencapai 110,57. Kondisi ini juga mengindikasikan usaha pembudidayaan ikan yang dijalankan semakin efesien, dan berpengaruh terhadap naiknya nilai tambah keuntungan yang diraup pembudidaya ikan. Disisi lain kapasitas usaha pembudidaya ikan juga semakin kuat.

Iklim usaha positif, menurutnya juga dipicu oleh produksi yang lebih efisien dan harga jual produk budidaya yang cenderung membaik di berbagai daerah.

"Ini menjadi tolak ukur dari dampak positif berbagai program strategis KKP yang langsung menyentuh pembudidaya ikan, seperti dukungan input produksi, program gerakan pakan mandiri (Gerpari), pengembangan teknologi seperti bioflok dan Recirculating Aquaculture System (RAS); minapadi, bantuan benih dan dukungan lainnya yang saat ini telah berkembang di berbagai daerah,” jelas Slamet dalam keterangannya pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (24/8).

Salah satu upaya yang dilakukan KKP adalah meningkatkan kapasitas pakan mandiri yang mampu menekan biaya input pakan sebesar minimal 30%. 

Sedangkan penggunaan teknologi RAS juga dapat menekan Food Conversion Ratio (FCR) pada ikan menjadi < 1 dibanding sistem konvensional yang mencapai 1,5, hal ini dikarenakan metabolisme dalam tubuh ikan dan lingkungan yang lebih baik, dengan demikian cost produksi lebih efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×