kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlaku 19 Mei-19 Juni 2021, ini kompensasi Garuda jika karyawan ajukan pensiun dini


Minggu, 30 Mei 2021 / 17:35 WIB
Berlaku 19 Mei-19 Juni 2021, ini kompensasi Garuda jika karyawan ajukan pensiun dini
ILUSTRASI. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Ini besaran uang atau kompensasi yang diterima karyawan Garuda jika ajukan pensiun dini. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Garuda Indonesoa Tbk (GIAA) menawarkan program pensiun dini kepada seluruh karyawannya. Ini lantaran maskapai milik negara ini sulit bertahan di masa pandemi corona atau Covid-19

Dari pembicaraan internal Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Rabu dengan para karyawannya yang rekamanya beredar, Irfan mengatakan, karyawan yang akan mengambil dan bersedia ikut dalam pensiun dini akan memperoleh hak sesuai pasal 64 Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Mereka akan mendapatkan 2 kali kali pesangon, 1 kali uang penghargaan masa kerja, uang pengganti hak, dan tiket konsesi bagi mereka yang masih kerja aktif di atas 16 tahun.

Program pensiun dini dimulai 19 Mei 2021 dan akan ditutup pada 19 Juni 2021. 

Baca Juga: Menimbang untung rugi empat opsi penyelamatan Garuda (GIAA), mana pilihan terbaik?

Selain komponen yang tercantum di pasal 62 PKB, Irfan mengungkapkan manajemen akan menambahkan dua kali penghasilan bulanan. 
Lalu, ada kompensasi atas sisa cuti yang belum diambil, kompensasi atas casual sickness pada tahun 2020, tunjangan tengah tahun 2020 dan tahun 2021 bagi yang eligible (berhak),

"Juga bantuan istirahat tahunan 2020 dan 2021 bagi yang eligible dan belum dibayarkan. Tentu saja, pembayaran penghasilan yang selama ini kita tunda dan menjadi hak teman-teman sekalian," kata Irfan dalam penjelasannya ke karyawan.

Dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, Garuda Indonesia mengatakan telah mengatur secara tegas mengenai larangan penyebarluasan informasi internal mengacu kepada aturan yang berlaku di perseroan.

Irfan juga menyatakan, selama ini, Garuda sangat terbuka dengan karyawan, termasuk kondisi perusahaan.

Pensiun dini ditawarkan bagi seluruh karyawan karena kondisi perusahaan. Utang Garuda jangka pendek sudah mencapai Rp 70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya.

Baca Juga: Guru besar keuangan UI Budi Frensidy: Kombinasi 3 & 4 bisa jadi pilihan Garuda

Kenaikan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$ 56 juta. Nilai ini setara Rp 800,8 miliar dengan kurs Rp 14.300 per dollar AS.

Sementara, pengeluaran sewa pesawat juga setara dengan pendapatan perusahaan yakni mencapai US$ 56 juta. Ini belum ditambah pengeluaran untuk perawatan atau maintenance sebesar US$20 juta, lalu avtur sebesar US$ 20 juta, dan pegawai sebanyak US$20 juta.

“Secara cash sudah negatif. Secara modal sudah minus Rp41 triliun," jelas Irfan dalam rekaman itu.

Garuda Indonesia bukanlah satu-satunya maskapai penerbangan yang terkena turbulensi akibat pandemi. Kondisi serupa dialami seluruh perusahaan maskapai secara global. 

Baca Juga: 4 Opsi penyelamatan Garuda, ada restrukturisasi hingga mendirikan maskapai baru

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dalam rilisnya menyebut industri penerbangan global bakal mengalami kerugian hingga USD 47,7 miliar dan laba bersih yang anjlok hingga 10,4% sepanjang tahun ini.

Kondisi ini sedikit lebih baik dibandingkan 2020 lalu saat industri penerbangan merugi US$ 126,4 miliar dengan margin laba bersih  anjlok 33,9%. 

Meski beberapa negara, penerbangan domestik sudah mulai ada perbaikan, tapi banyak negara yang menutup penerbangan internasional karena pandemi masih mengancam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×