Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan potensi keterlambatan proyek Tangguh Train 3 oleh BP Berau Ltd akibat pandemi corona.
Untuk itu, SKK Migas siap mengawal keberlangsungan proyek berkapasitas 3,8 juta ton per tahun (MTPA) ini.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan sejatinya proyek ini masih terus berlangsung khususnya pada pengerjaan-pengerjaan yang dinilai vital.
Kendati demikian, jumlah tenaga kerja dan dukungan logistik peralatan jadi kendala.
Baca Juga: BP optimistis proyek Tangguh Train 3 kelar tepat waktu
"Aktivitas yang masuk tahapan pengerjaan kritis masih berlangsung di tengah keterbatasan personil dan peralatan pendukung karena ada pembatasan jumlah pekerja dan phisycal distancing," terang Julius kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3).
Julius menambahkan, saat ini proyek Tangguh Train 3 tengah memasuki puncak fase konstruksi. Adapun pengadaan alat dinilai tak begitu jadi kendala sebab sebagian besar alat yang dibutuhkan telah didatangkan ke lokasi proyek.
Pengurangan jumlah pekerja disebut dapat membuat pengembangan konstruksi mengalami penurunan drastis.
"Total pekerja pekan lalu 13.000, turun ke 10.000 dan akan terus turun hingga 3.000 pekerja untuk pekerjaan yang inti," kata Julius.
Kendati demikian, Julius memastikan kordinasi intensif terus dilakukan antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pihak SKK Migas.
Ia menjelaskan, di tengah keterbatasan yang ada pihaknya berupaya memastikan proyek ini dapat tetap onstream sesuai target pada kuartal III tahun depan.
Baca Juga: SKK Migas soroti perkembangan proyek Jambaran Tiung Biru
"Tentu saja akan ada dampak negatifnya dan ada potensi agak mundur. Sedang kita antisipasi dan cermati, kordinasi sudah sangat intensif," tandas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News