Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
SEMARANG. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY menyatakan fluktuasi harga daging sapi hanya bersifat sementara sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Kenaikan harga daging yang terjadi di beberapa daerah lain ini terjadi karena mendekati Idul Adha. Pada saat itu konsumsi daging meningkat sehingga harga sapi juga meningkat," kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Jumat (21/8).
Menurut dia, pengaruh kenaikan tersebut hanya sementara, apalagi pemerintah berencana mengimpor daging untuk memenuhi kekurangan kebutuhan daging.
"Kalau impor daging ini sudah datang, saya yakin harga akan stabil. Permasalahannya sekarang itu kan karena terjadinya kekurangan suplai," katanya.
Menurut dia, kenaikan harga daging sapi merupakan permasalahan klasik sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Meski melakukan impor, diharapkan pemerintah bersikap selektif dengan harapan harga daging tetap terkendali atau tidak menjadi turun signifikan.
Selain kurangnya pasokan daging sapi, musim kemarau juga turut memengaruhi mahalnya harga daging sapi. Pasalnya, kurangnya pasokan air menyebabkan ketersediaan makanan ternak menjadi berkurang.
"Oleh karena itu, harga makanan ternak menjadi lebih mahal. Kondisi tersebut berdampak pada harga jual daging, meski demikian, ini sifatnya hanya sementara," katanya.
Pihaknya juga berharap, kenaikan harga daging sapi yang masih terjadi di beberapa daerah tidak terjadi di Jawa Tengah.
Dia mengatakan dari sistem informasi harga dan produk komoditi (Sihati) terlihat tidak ada kenaikan harga pada daging sapi seperti yang terjadi di daerah lain.
"Untuk aktivitas pedagang maupun berjualan juga normal, tidak ada pemogokan maupun penurunan. Harapannya kondisi ini tetap terjaga," katanya. (Aris Wasita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News