Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
BANDUNG. Beberapa kota dengan banyak koleksi perguruan tinggi, misalnya Yogyakarta, Solo, dan Semarang dinilai cocok untuk mengembangkan apartemen khusus mahasiswa. Direktur Utama PT Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno, mengutarakan hal tersebut kepada Kompas.com, usai prosesi tutup atap Taman Melati Jatinangor, Sabtu (20/9).
"Ketiga kota tersebut punya prospek bagus dan sangat potensial dikembangkan apartemen. Saat ini, harga rumah kos di Yogyakarta dan Semarang sekitar Rp 2 juta hingga Rp 2.5 juta per bulan. Di Solo sekitar Rp 500 ribh hingga Rp 1 juta per bulan. Kami ingin memindahkan penyewa rumah kos ini ke apartemen," tukas Ipuk.
Dia memaparkan, Yogyakarta contohnya, sangat diminati pembeli asal Jakarta. Mereka punya putra atau putri yang kuliah di Universitas Gadjah Mada, UPN Veteran, Atmajaya, UII dan lain-lain kampus di kota gudeg ini. Selain pembeli end user, banyak juga investor asal Jakarta tertarik membeli apartemen mahasiswa di sini.
"Untuk saat ini, investor asal Jakarta masih menguasai pembelian apartemen di Yogyakarta. Sama halnya dengan di Bandung. Untuk market Solo dan Semarang kami perkirakan akan sama. Pembeli lokal juga ada tapi tidak sebanyak Jakarta. Sementara Surabaya didominasi pembeli asal Makassar, Balikpapan, Samarinda, Bali dan Medan," kata Ipuk.
Ada pun harga apartemen mahasiswa di Yogyakarta sekitar Rp 16 juta per meter persegi. Sementara di Surabaya sekitar Rp 14.5 juta per meter persegi.
"Solo dan Semarang masih kami hitung harganya. Pasti di bawah Yogyakarta," tandas Ipuk.
Sebelumnya diberitakan, bisnis apartemen mahasiswa masih menjanjikan. Hanya dengan nilai investasi Rp 140 miliar atau Rp 150 miliar, pengembang sudah bisa mendulang penjualan Rp 210 miliar hingga Rp 250 miliar.
PT Adhi Persada Properti merupakan salah satu pengembang yang memelopori pembangunan apartemen yang diperuntukan bagi pasar mahasiswa (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News