kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biaya revitalisasi Pasar Nyanggelan Rp 5 miliar


Senin, 24 Februari 2014 / 11:34 WIB
Biaya revitalisasi Pasar Nyanggelan Rp 5 miliar
ILUSTRASI. Finku, aplikasi yang bisa digunakan individu atau keluarga untuk mengelola keuangan.


Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) alokasikan dana Rp 5 miliar untuk revitalisasi pasar tradisional Nyanggelan di Desa Nyanggelan, Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali. Pasar Nyanggelan sendiri merupakan salah satu sarana distribusi yang berperan memperlancar arus barang antarwilayah, khususnya kebutuhan pokok di kota Denpasar.

"Kementerian Perdagangan dalam beberapa tahun terakhir telah berkomitmen dalam program kerjanya untuk merevitalisasi pasar tradisional guna mengubah citra pasar tradisional dari kesan kotor, semrawut, bau, dan gersang menjadi pasar yang bersih, tertib, nyaman, sejuk, serta lebih berdaya saing selaras dengan tumbuh berkembangnya toko modern," kata Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan dalam rilis resminya, Senin (24/2).

Program revitalisasi pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan melalui Dana Alokasi Khusus dan Tugas Pembantuan juga ditujukan untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah. 

“Pertumbuhan ekonomi di daerah akan memperkuat sektor perdagangan dan meningkatkan daya saing pasar domestik. Hal ini sangat penting dalam menghadapi tantangan dan kompetisi global yang semakin ketat,” ujar Lutfi.

Kementerian Perdagangan akan terus memantau perkembangan program revitalisasi pasar, termasuk Pasar Nyanggelan. Namun, tentu saja keberhasilan pelaksanaan program revitalisasi pasar ini tergantung dari kerja sama yang sinergis dari seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maupun para pengelola pasar, pedagang, dan konsumen.

Lutfi menjelaskan bahwa omzet transaksi di pasar tradisional sebelum dan setelah direvitalisasi mengalami kenaikan rata-rata sebesar 57%. Dia menambahkan, melalui revitalisasi ini, diharapkan pasar tradisional selain dapat membantu mempromosikan produk dalam negeri dan kuliner khas Indonesia, juga dapat mendorong peningkatan daya saing para pelaku UKM agar mampu menghasilkan produk produk berkualitas dan inovatif kepada konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×