Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minyak dan gas (migas) terimbas pandemi covid-19. Bagi perusahaan migas yang terintegrasi dari sisi hulu hingga hilir, dampaknya juga menyengat. Bahkan, imbas pandemi terasa seperti triple shock.
Tiga kejutan itu berupa anjloknya harga minyak dunia yang bahkan sempat menyentuh level terendah, menurunnya permintaan (demand) bahan bakar minyak (BBM), serta fluktuasi kurs. Direktur Utama PT Elnusa Tbk (ELSA) Ali Mundakir bahkan menambahkan, selain triple shock tersebut, secara praktis pandemi covid-19 juga mendatangkan kejutan keempat, yakni mengganggu operasional. Kendati begitu, Ali optimistis emiten jasa penunjang migas yang terafiliasi dengan Pertamina Group ini tetap bisa bertahan menjaga kinerja.
Apalagi, Ali membeberkan bahwa Elnusa ibarat "Pertamina kecil". Dengan portofolio bisnis yang bervariasi dari hulu hingga hilir, dengan porsi yang cukup berimbang. Mulai dari jasa penunjang migas dan survei eksplorasi hingga depot logistik serta distribusi BBM dan LPG ada dalam portofolio bisnis ELSA.
Belum lagi segmen bisnis penunjang lainnya seperti digitalisasi data, hingga pelayaran. "Elnusa portofolio-nya lengkap. Dari services upstream hingga downstream, keduanya berimbang dan saling mengkompensasi. Elnusa cukup variatif, seperti "Pertamina kecil" saja," kata Ali kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Catat rekor, PHE OSES selesaikan seismik 3D lebih cepat dan tanpa kecelakaan kerja
Ali pun optimistis, ELSA bisa tetap menjaga kinerja dan meraih capaian positif hingga tutup tahun nanti. Bahkan pasca pandemi, Ali meyakini sejumlah peluang menanti ELSA untuk bisa mengembangkan bisnisnya.
Peluang terbesar datang dari kebutuhan energi domestik yang bisa semakin menanjak. Terlebih, pemerintah juga sudah mencanangkan target produksi minyak 1 juta barel.
Ali memberikan gambaran, konsumsi BBM dalam negeri dalam situasi normal bisa mencapai1,3 juta barel. Dari sisi pasokan (supply), dari produksi nasional hanya mampu mencukupi di kisaran 800.000-840.000 barel per hari. Dengan begitu, perusahaan migas mesti menggenjot produksi hariannya.
Ali melihat, kondisi tersebut bisa menjadi peluang ELSA untuk mendukung para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), khususnya Pertamina Group untuk bisa meningkatkan produksi dan jumlah cadangan migasnya.
"Ini peluang bagi Elnusa untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi (migas) nasional. Jadi, jelas bahwa kebutuhan (energi) domestik masih menjadi kunci penggerak perekonomian dan bisnis nasional," sambung Ali.
Baca Juga: Indeks saham BUMN20 bangkit di kuartal IV, simak rekomendasi sahamnya