Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terlebih, agar dapat meningkatkan produksi migas, menjadi suatu keniscayaan untuk menggenjot aktivitas eksplorasi, termasuk survei seismik. Di sini, Ali mengaku ELSA memiliki kompetensi yang mumpuni.
Apa yang diakui Ali itu tampaknya bukan sekadar isapan jempol. Pasalnya, ELSA telah melakukan sejumlah survei seismik berskala jumbo. Sebagai contoh, pelaksanaan Survei Seismik 2D Komitmen Kerja Pasti (KKP) Wilayah Kerja Jambi Merang PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
ELSA merampungkan survei dengan area cakupan hingga 32.200 kilometer (KM) tersebut dengan tanpa kecelakaan (zero accident). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK Migas) menyebut capaian ini sebagai survei terpanjang di Asia Pasifik dalam 10 tahun terakhir.
"Itu merupakan suatu capaian luar biasa. Untuk sampai ke target 1 juta barel, tidak ada pilihan lain kecuali melakukan eksplorasi, dan di sini lah kompetensi Elnusa," sebut Ali.
Baca Juga: Perkuat bisnis jasa energi, Elnusa (ELSA) lakukan transformasi dan inovasi
Kontribusi ELSA terhadap aktivitas eksplorasi migas ini diganjar penghargaan dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dalam ajang IAGI Exploration Award 2020, pada akhir September lalu.
Terbaru, ELSA juga telah merampungkan Seismik Laut 3D PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) Area Ambar-CBU dengan Metode Ocean Bottom Node (OBN) seluas 215 KM. Dengan pekerjaan yang lebih cepat dari target, dan tanpa kecelakaan.
Tak hanya dari sisi pengerjaan eksplorasi, ELSA juga memiliki kompetensi dalam produksi migas. Produk unggulan yang diminati ialah Hydraulic Workover Unit (HWU). Dengan tanpa menggunakan rig (rigless), penggunaan HWU dinilai mampu menghemat biaya pengeboran.
Baca Juga: Ini strategi ELSA saat Industri migas tertekan akibat Covid-19 dan penurunan harga