Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mencatatkan pendapatan sebesar USD127 juta pada kuartal II tahun 2025, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD123 juta.
Peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh naiknya volume penjualan gas, kontribusi dari operasional jaringan pipa transmisi gas di Perawang, Riau, serta pendapatan tambahan yang diperoleh dari bisnis operation and maintenance (O&M) di Ubadari, Papua Barat.
Meski pendapatan tumbuh, Perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 4%, dari USD16 juta pada kuartal II tahun 2024 menjadi USD15,3 juta pada kuartal II tahun 2025. Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (RAJA) mengalami penurunan sekitar 20%, dari USD14,2 juta menjadi USD11,3 juta.
Kendati demikian, penurunan laba bersih ini tidak mencerminkan pelemahan fundamental bisnis, melainkan dampak dari divestasi saham RAJA kepada anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). RATU telah melaksanakan IPO pada awal tahun 2025.
“Langkah divestasi ini merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung ekspansi berkelanjutan, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mendanai proyek-proyek masa depan,” jelas Direktur Utama PT Rukun Raharja Tbk Djauhar Maulidi dalam keterangan tertulis.
Setelah divestasi, terjadi penyesuaian terkait perubahan kepemilikan, namun hal ini memberikan peluang bagi RATU untuk berkembang lebih mandiri dan menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
Lebih lanjut Djauhar menyatakan pencapaian kinerja RAJA hingga kuartal II 2025 tetap sejalan dengan proyeksi yang telah ditetapkan Perseroan.
“Dengan hasil yang stabil ini, Perseroan optimis dapat mencapai target yang telah ditentukan pada akhir tahun 2025 dan berupaya untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,” papar Djauhar.
Untuk mendukung pencapaian tersebut, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar USD70 juta untuk tahun 2025. Hingga kuartal II 2025, realisasi capex telah mencapai USD20 juta, atau sekitar 29% dari total alokasi.
Penyerapan capex ini difokuskan pada proyek-proyek strategis, antara lain pembangunan kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan, pembangunan pipa BBM Tanjung Batu–Samarinda, serta pengembangan pipa di wilayah Jawa Barat.
Selain itu, RAJA telah menyusun dan merencanakan strategi bisnis yang komprehensif untuk paruh kedua tahun 2025. Salah satu fokus utama dari strategi ini adalah pengembangan sektor bisnis midstream dan downstream.
Dalam sektor midstream, RAJA telah merencanakan akuisisi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur migas, yang saat ini sudah memasuki tahap finalisasi dan diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini. Sementara itu, untuk sektor downstream, proses due diligence sedang berlangsung dengan harapan dapat selesai dan mencapai finalisasi pada akhir tahun 2025.
“Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif signifikan terhadap perluasan dan penguatan posisi pasar Perseroan di sektor energi, khususnya dalam mendukung keberlanjutan dan pengembangan jaringan infrastruktur dan distribusi gas,” pungkas Djauhar.
Selanjutnya: PPMI Manufaktur Juli 2025 Naik, Tapi Industri Tekstil Masih Tertekan Impor Murah
Menarik Dibaca: Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Mengunjungi Singapura Untuk Pertama Kalinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News