Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk melakukan penyesuaian komposisi penjualan produk di tengah pandemi corona (covid-19). Hal ini dilakukan untuk menyikapi perubahan pasar farmasi di tengah pandemi.
Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko mengatakan, penjualan lini produk obat resep alias obat ethical ke segmen rumah sakit mengalami penurunan di masa pandemi. Hal ini dipicu oleh menurunnya konsumsi obat resep yang menyusut akibat penurunan jumlah kunjungan pasien non-covid-19 di masa pandemi.
Di sisi lain, penjualan produk-produk lain seperti misalnya Antimo yang biasanya menjadi backbone dalam total penjualan perusahaan juga menurun drastis akibat mobilitas masyarakat yang berkurang di masa pandemi.
Baca Juga: Kini giliran saham Phapros (PEHA) kena auto reject atas karena diburu investor
Meski begitu, emiten berkode saham PEHA ini juga mendapati adanya tren kenaikan permintaan untuk beberapa produk. Kecenderungan ini bisa ditemui misalnya pada produk vitamin Becefort. Manajemen bilang, permintaan produk vitamin tersebut melonjak hingga 30 kali llipat dibanding periode sama tahun lalu.
Melihat kondisi yang demikian, PEHA berencana memacu penjualan lini-lini produk yang permintaannya tinggi guna mengimbangi penurunan yang terjadi pada sejumlah produk lainnya.
“Phapros tetap berupaya beberapa gap tadi kita isi dengan portofolio produk yang berbeda, artinya ketika kita hilang 1, kami akan kejar dengan produk lainnya,” ujar Hadi dalam acara paparan publik yang dihelat secara virtual pada Selasa (28/7).
Selain memacu kinerja penjualan, PEHA juga akan terus menggencarkan upaya efisiensi di beberapa lini. Dengan cara ini, PEHA membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih minimal 10% hingga tutup tahun nanti.
Baca Juga: Saham Farmasi Bugar Karena Efek Vaksin Corona, Ini Pilihan untuk Investor
Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, PEHA mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 28,97% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 229,36 miliar. Sebelumnya, pendapatan PEHA hanya mencapai Rp 177,84 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, PEHA juga membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 13,83 miliar di kuartal I 2020. Posisi tersebut berbalik dibanding periode sama tahun sebelumnya ketika PEHA masih mampu mengempit laba bersih sebesar Rp 5,08 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News