kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik sejumlah proyek infrastruktur, Istaka Karya akan gandeng BUMN China


Senin, 12 Maret 2018 / 17:21 WIB
Bidik sejumlah proyek infrastruktur, Istaka Karya akan gandeng BUMN China


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Istaka Karya (Persero), Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai mempersiapkan diri untuk berkembang dan tumbuh sejajar dengan perusahaan konstruksi pelat merah lainnya.

Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan ini adalah dengan menggandeng partner untuk memperkuat kemampuan keuangan dalam membidik proyek infraktruktur yang bernilai besar. 

Istaka Karya akan bekerjasama dengan perusahaan milik pemerintah Republik Rakyat China, China Construction Eighth Engineering Division (CCEED) Corp. Ltd untuk meningkatkan kemampuan dalam mengincar kontrak-kontrak baru.

Istaka Karya dan CCEED telah menekan nota kesepahaman kerjasama (memorandum of understanding/MoU) pada Senin (12/3). Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Istaka Karya Widi Suharyanto dan President Director of China State Construction Overseas Development Co. Ltd, Wang Shaofeng.

Melalui kerjasama strategis tersebut, kedua perusahaan akan menjajaki pengembangan sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. 

Widi mengatakan, saat ini ada tiga paket pekerjaan jalan nasional yang akan dibidik. "Dan yang sudah kami bicarakan adalah kami kerjasama membidik proyek yang bersifat turnkey, salah satunya proyek yang dilelang pemerintah dengan skema Avaiblity Payment yaitu dua paket jalan nasional di Sumatra dan satu paket di Wamena," jelasnya di Jakarta, Senin (12/3).

Widi bilang, potensi nilai dari ketiga paket jalan nasional yang akan ditenderkan pemerintah dengan skema Availibility Payment tersebut di atas Rp 2 triliun. 

Di samping proyek itu, tidak terutup kemungkinan juga keduanya akan menggarap proyek-proyek infrastruk lain seperti seperti bandara, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.

Widi menambahkan, pihaknya tertarik menggandeng CCEE lantaran perusahaan tersebut memiliki kekuatan pendanaan. Sementara untuk mendapatkan proyek turkey terutama yang menggunakan skema Availibility Payment, kontraktor yang ikut tender harus memiliki kekuatan pendanaan karena modal untuk membangun akan dibayarkan sepenuhnya oleh kontraktor. 

Pembayaran dari pemerintah akan dilakukan setelah proyek selesai dan dicicil dalam jangka waktu 10 tahun-15 tahun.

"Kami memang mencari partner yang selain bisa membawa transfer teknologi, harus bisa membantu dalam hal pendanaan dan CCEED mempunyai kelebihan itu. Mereka ada perusahaan konstruksi yang sudah banyak menggarap proyek di negera dan punya uang juga. Potensi market value yang bisa mereka bawa adalah di atas US$ 50 juta," jelas Widi.

Sementara Steven Li, Representatif CCED mengatakan, pihaknya tertarik masuk ke Indonesia lantaran potensi pasar di Indonesia sangat besar karena jumlah penduduknya yang sangat besar. "Kami adalah perusahaan konstruktor yang sudah banyak menggarap proyek-proyek besar. Lewat kerjasama dengan Istaka Karya, kami ingin menggarap peluang yang ada dengan kemampuan yang kami punya," katanya.

PT Istaka Karya merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang terintegrasi, memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang konstruksi, properti, energi dan investasi yang telah berpengalaman. Proyek-proyek tersebut tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.

Sementara itu CCEED adalah perusahaan yang memiliki sumber daya, pengalaman, keahlian dan kemampuan dalam proyek infrastruktur, bangunan, industri dan konstruksi pembangkit listrik, pengembangan dan investasi.

CCEED memiliki pengalaman yang luas dalam memberikan layanan pada pelaksanaan proyek, memberikan layanan pada pelaksanaan proyek, memberikan konsultasi pembayaran, memperoleh atau membantu memperoleh pembayaran dari Bank China dan bersedia untuk berpartisipasi untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×