kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bio Farma bakal produksi vaksin secara bertahap, hingga 17 juta dosis per bulan


Senin, 19 Oktober 2020 / 17:33 WIB
Bio Farma bakal produksi vaksin secara bertahap, hingga 17 juta dosis per bulan
ILUSTRASI. Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bio Farma (persero) bersiap memproduksi vaksin untuk penyakit Covid-19, saat ini produk vaksin masih dalam proses riset. Perusahaan pelat merah ini sudah menyiapkan kapasitas yang mumpuni untuk memproduksi vaksin tersebut.

Sekretaris PT Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan bahwa jika vaksin sudah di approve oleh BPOM maka produksinya akan dilakukan secara bertahap.

"Kami akan produksi dengan berhati-hati dan menjaga kualitasnya, untuk itu secara bertahap sekitar 16-17 juta dosis per bulan," ujarnya saat talkshow dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Senin (19/10).

Bio Farma tidak secara gamblang kapan target vaksin diproduksi secara massal, namun menurut paparan Bambang perizinan dari BPOM ini ia perkirakan bisa dimulai setelah proses uji klinis selesai pada Januari 2021, dimana saat itu sudah ada prototype vaksinnya. Untuk itu selama bulan November atau Desember 2020 akan dilakukan terus menerus uji klinisnya.

Baca Juga: Kemenkes: Vaksin Covid-19 untuk 9,1 juta orang telah tersedia pada 2020

Persiapan uji klinis, menurut Bambang, harus dilakukan terhadap suplai yang dikirim dari perusahaan Cina, Sinofac, tersebut. Pasalnya vaksin-vaksin tersebut harus melalui stability, dan quality control untuk menjaga kualitasnya, inilah mengapa Bio Farma harus memproduksi vaksin secara bertahap.

Adapun saat ini Bio Farma telah sampai di tahap uji klinis tingkat III. Bambang menyebut vaksin yang didapatkan dari Sinofac, Cina, ini memiliki dua dosis. Dosis pertama sudah disuntikan pada 1.620 relawan. Sedangkan dosis kedua sudah disuntikan kepada 1.074 relawan, dan 671 orang sudah diambil darahnya.

Bambang memperkirakan laporan uji klinis vaksin ini bisa rampung pada Januari 2021 dimana hasil uji klinis tersebut nantinya akan diajukan kepada BPOM untuk mendapatkan emergency use of authorization, atau penggunaan untuk keadaan darurat.

"Mudah-mudahan ini (uji klinis) akan selesai januari 2021, sehingga laporan uji klinis bisa digunakan untuk mendapatkan emergency use of authorization dari regulator kita BPOM," sebut Bambang.

Baca Juga: BPOM kawal pelaksanaan uji klinik vaksin virus corona (Covid-19)

Mengenai target produksi, Bambang bilang perusahaannya berkomitmen untuk menyiapkan vaksin Covid-19 sebanyak 260 juta dosis. Hal ini dilakukan dengan kemampuan produksi vaksin Bio Farma yang sudah mencapai level 250 juta dosis setiap tahunnya.

Biofarma sendiri sebelumnya diketahui memiliki kapasitas produksi vaksin hingga 100 juta dosis per tahun. Barulah di tahun ini perseroan berinvestasi sebanyak Rp 1,3 triliun untuk menambah kapasitas produksinya.

Caranya dengan mengoperasikan kembali Gedung 43 milik perusahaan yang sebelumnya diketahui memiliki kapasitas produksi 150 juta dosis pertahun. Investasi tersebut tak hanya disuntikkan untuk pengembangan infrastruktur, namun juga menambah kekuatan sumber daya manusia di bidang riset dan pengembangan (RND) dan juga teknologi produksi di gedung baru tersebut.

Dari sisi harga, perseroan menyatakan kisaran harga vaksin Covid-19 sejauh ini masih di kisaran Rp 200.000 per dosis. Karena vaksin Covid-19 memerlukan dua injeksi, total biaya vaksin Covid-19 per jiwa adalah sekitar Rp 400.000.

Baca Juga: Uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 oleh Bio Farma telah berjalan sesuai rencana

Sebagai induk holding BUMN farmasi, anak usaha Bio Farma juga turut melakukan pengadaan vaksi Covid-19, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) misalnya saat ini tengah berkomunikasi secara intensif dengan perusahaan Abu Dhabi, G42 Healthcare Holding untuk teknis kerja sama distribusi calon vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan tersebut bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi China, Sinopharm.

Vaksin tersebut akan didistribusikan ke Indonesia dan diproduksi oleh G42 di Uni Emirate Arab (UEA) yang saat ini tengah dalam proses uji klinis 3 di negara tersebut. Anak usaha Bio Farma yang lain, PT Indofarma Tbk (INAF) turut melaksanakan pengadaan vaksin Covid-19 dari perusahaan bioteknologi Novavax Inc.

Asal tahu saja saat ini Novavax sedang melakukan uji klinis fase 3 di Inggris. Uji coba ini dilaksanakan di Inggris bekerjasama dengan Satgas Vaksin pemerintah Inggris.

Selanjutnya: Orang muda dan sehat tak akan dapat vaksin Covid-19 hingga 2022, ini penjelasan WHO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×