Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
Bandung. Menyebarnya vaksin palsu membuat konsumen harus waspada. PT Bio Farma sebagai produsen pun sebenarnya sudah mencegah pemalsuan vaksin.
Yudha Bramanti, Kepala Bagian Packaging Biofarma mengatakan pihaknya sudah mencegah pemalsuan vaksin dengan teknologi kemasan vaksin vial monitor (VVN) menggunakan thermal indicator. "Ini hanya satu di dunia yg suplai dari Amerika dan counterfeiter tidak mungkin menggunakan ini," kata Yudha kepada KONTAN, (16/7).
Yudha bilang serum kemungkinan dipalsukan karena harganya mahal sehingga oknum pemalsu menganggap harga jualnya lebih bernilai. Sedangkan vaksin dibagikan gratis karena bagian program pemerintah. Sayangnya saat ini serum belum menerapkan teknologi VVN. "Kedepannya mungkin kita akan pakai teknologi di serum seperti vaksin," kata Yudha.
Deden Margawaluya, Kepala Bagian Distribusi Biofarma mengatakan hanya serum yang dipalsukan dan bukan vaksin Biofarma. Untuk pengiriman di dalam negeri Ia bilang biasanya dikirim siang hari dan untuk ekspor malam hari. “Swasta tidak boleh membeli langsung dari Biofarma harus dari distributor resmi,” kata Deden.
Walaupun hanya mengirim sampai distributor, Deden bilang Biofarma tetap memantau vaksin maupun serum sampai ke end-user. “Kami tetap memantau dari marketing sampai end user,” kata Deden.
Sementara Kusnadi Rusmil, Guru Besar Fakultas Universitas Padjajaran mengatakan sulit untuk mengembangkan vaksin. “Dibutuhkan lebih dari 20 tahun untuk pengembangan satu vaksin,” kata Kusnadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News