Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Induk holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) menargetkan dapat memproduksi tes kit real time polymerase chain reaction (RT-PCR) hingga 2 juta per bulan. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tes virus corona yang makin meningkat.
Tes kit berbasis RT-PCR ini telah memenuhi golden standard dalam pemeriksaan Covid-19 sekaligus penentuan penegakan diagnosis status positif atau negatif dari sampel swab yang berasal dari pasien yang terduga terpapar oleh Covid-19.
Baca Juga: Bio Farma telah memproduksi 140 ribu kit Real Time PCR hingga Juli 2020
RT-PCR yang dihasilkan oleh Bio Farma merupakan hasil kolaborasi dalam Gerakan Indonesia Pasti Bisa dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Kepala Divisi Perencanaan & Strategi Bisnis, Bio Farma Iin Susanti menjelaskan, sampai dengan pertengahan Juli ini, Bio Farma telah memproduksi total 500.000 tes kit.
Rinciannya, termasuk 100.000 pertama yang telah didonasikan melalui kerja sama dengan Gerakan Indonesia Pasti Bisa. Dan sisanya, yakni 400.000 tes kit untuk komersialisasi, sebagian telah didistribusikan langsung oleh Bio Farma, maupun melalui afiliasi di holding Farmasi.
"Penjualannya sendiri tidak terbatas melalui anak perusahaan di holding farmasi saja, tapi juga melalui channel distribusi lainnya ke seluruh institusi yg membutuhkan produk ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (13/7).
Mengingat kebutuhan RT-PCR yang makin meningkat, Bio Farma telah mengumumkan bakal meningkatkan kapasitas produksi alat ini pada kuartal IV-2020. Jika berkaca pada permintaan pemerintah, Bio Farma akan memproduksi sebanyak 2 juta per bulan.
Baca Juga: Pemerintah dorong produksi PCR hingga capai 2 juta unit per bulan
Iin bilang, nantinya peningkatan kapasitas dilakukan secara bertahap. Mulai Agustus kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi 1 juta tes per bulan atau bisa dimaksimalkan hingga 1,5 juta, dengan menggunakan fasilitas yang ada dan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) serta beberapa peralatan.
Selanjutnya, mulai Oktober, diharapkan fisilitas baru dengan ukuran yang lebih luas sudah siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah sebanyak minimal 2 juta tes kit per bulan.
Dalam meningkatkan kapasitas produksi tersebut, pasokan bahan baku sejauh ini tidak ada masalah. Meski tidak memerinci dari mana bahan baku didapat, Iin menegaskan bahwa rencana peningkatan kapasitas produksi, sudah Biofarma informasikan dan diskusikan juga dengan pihak penyedia bahan baku untuk menjamin kelancaran pasokan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News