kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,59   -6,76   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis air minum bakal menggeliat di tahun politik


Rabu, 14 November 2018 / 18:03 WIB
Bisnis air minum bakal menggeliat di tahun politik
ILUSTRASI. MYOR belum akan luncurkan SKU baru


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pesta demokrasi di tahun 2019 segera tiba, bagi industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hal tersebut dipercaya bakal mendongkrak penjualannya. Apalagi tahun politik yang diwarnai banyak kegiatan berbasis massa tersebut dinilai mampu menggenjot konsumsi di tengah masyarakat.

Rachmat Hidayat, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) menyatakan, industri memiliki harapan dan optimisme masa kampanye tahun depan bakal mendorong pertumbuhan industri ini.

"Kami harapkan ada perputaran uang ditingkat masyarakat untuk barang konsumsi khususnya AMDK. Apalagi kondisi itu bakal menyerap massa besar dengan waktu yang cukup lama," urainya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/11).

Tahun 2019 juga dapat menjadi titik balik bagi sektor minuman, setelah sebelumnya di tahun lalu secara keseluruhan industri minuman mengalami perlambatan. Khusus untuk AMDK tetap mengalami pertumbuhan dari segi volume, setidaknya 8%-9%.

"Selain booster kampanye juga diteruskan momen ramadan dan lebaran di tahun depan," kata Rachmat. Proyeksi Aspadin jika kondisi ekonomi dan regulasi kondusif, maka kemungkinan bisnis AMDK tumbuh dobel digit semakin tinggi.

Saat ini, kata Rachmat, industri tengah mewaspadai jikalau regulasi seperti Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air (SDA) yang tengah digodok parlemen tidak aspiratif dan menganggu tumbuh kembangnya industri ini.

Sementara itu, kompetisi di sektor AMDK kian ketat dimana mulai banyaknya pemain baru bermunculan. Rachmat yang juga menjabat sebagai Government Relations Director PT Tirta Investama, produsen brand Aqua ini, mengatakan bahwa semakin banyak pemain malah memperbesar kue bisnis produk ini.

"Konsumen baru yang sebelumnya tidak konsumsi jadi turut membeli (AMDK), walau tidak menutup kemungkinan beberapa pemain lainnya ada juga yang market sharenya mengecil," terangnya.

Saat ini kapasitas produksi nasional AMDK diperkirakan meningkat menjadi 29 miliar liter per tahun, sementara PT Tirta Investama diketahui menjadi market leader AMDK dimana salah satu pabriknya di Pasuruan memiliki kapasitas produksi mencapai 79 juta galon per tahun.

Adapun menurut Rachmat, kunci agar terus bisa eksis di sektor ini ialah mampu melakukan efisiensi dan inovasi. Distribusi di tingkat pemasaran harus diatur sedemikian rupa serta desain dan pengemasan yang menarik juga menjadi senjata utama meningkatkan brand awareness akan sebuah produk.

Dari sisi investasi, kata Rachmat sebenarnya industri AMDK ini masih dipandang seksi bagi investor dimana Indonesia punya populasi besar dengan market yang unik. Belum lagi menurutnya lokal sangat menguasai bisnis ini, hampir dapat dipastikan 90% lebih dari imvestasi AMDK di Indonesia berasal dari domestik.

Langkah untuk investasi baru misalnya telah dilakukan PT Sariguna Primatirta Tbk yang memiliki brand air minum CLEO. Lukas Setio Wongso, Sekretaris Perusahaan Sariguna Primatirta mengatakan perseroan akan mengoptimalisasikan pembangunan jaringan distribusi hingga menambah kapasitas produksi di berbagai kota besar di Indonesia. "Sehingga kami cukup optimistis dengan target omzet Rp 1 triliun tahun ini," ujarnya.

Di 2018 ini perseroan memang tengah berencana menambah jaringan distribusi internal dan eksternal, masing-masing menjadi 100 dan 71 distributor.

Selain itu CLEO juga berinvestasi untuk memperkuat armada pengiriman ke para distributor dan investasi beberapa lahan untuk pengembangan pabrik baru dengan penambahan sekitar 60 unit truk. Perseroan juga diketahui tengah melakukan perluasan pabrik di Pandaan, Pasuruan.

Sedangkan pemegang merek Le Minerale, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) melakukan inovasi dengan pertimbangan riset pasar terlebih dahulu. Febri Hutama, Marketing Manager RTD Coffe & Water PT Mayora Indah Tbk mengatakan misalnya jika akan mengeluarkan varian galon, manajemen akan melakukan penelitian terlebih dahulu apakah varian tersebut dapat diterima dengan baik nantinya.

Untuk saat ini Le Minerale mencoba fokus dengan varian produk ukuran 330 milliliter (mL), 600 mL dan 1,5 Liter.  Kata Febri, Le Minerale ukuran 600 mL masih mendominasi penjualan.

Meski MYOR enggan merinci besaran porsi penjualan AMDK ukuran tersebut. Kedepannya, MYOR mengaku akan menghadapi kompetisi yang ketat lantaran jumlah pemain AMDK yang kian menjamur. 

Untuk dapat menarik pasar, perusahaan ini aktif melakukan kampanye lewat event-event kesehatan. Dengan cara itu, diharapkan dapat meningkatkan brand awareness kepada calon konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×