Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Setelah menabur investasi di aneka bisnis yang menjanjikan pendapatan berulang, PT Adhi Karya Tbk menargetkan bisa segera menuai hasil mulai tahun depan. Proyek yang digadang bisa segera mendatangkan cuan di 2015 adalah hotel dan apartemen sewa.
Demi mengejar rencana tersebut, Adhi Karya pun ngebut menyelesaikan kedua proyek. Di proyek hotel, ada tiga hotel bintang 3 berbendera Grand Dhika yang mulai dibangun tahun ini.
Jika tak ada aral, Grand Dhika Hotel Blok M di Jakarta akan beroperasi Januari 2015, menyusul Grand Dhika Hotel Medan di Medan, Sumatra Utara yang beroperasi Juni 2015. Terakhir, Grand Dhika Hotel Bekasi di Bekasi akan beroperasi di Oktober 2015. Asal tahu saja, masing-masing hotel berisi 126 unit kamar.
Kiswodarmawan, Direktur Utama Adhi Karya bilang, "Jika ketiga hotel ini sudah beroperasi penuh, kami bisa mengantongi pendapatan berulang sekitar Rp 12 miliar hingga Rp 15 miliar per tahun." Dus, tahun depan, potensi pendapatan belum bisa sebesar itu lantaran waktu beroperasi ketiga hotel tak serempak di awal tahun.
Di bisnis apartemen sewa, perusahaan itu juga tengah mengejar penyelesaian pembangunan apartemen di Margonda, Depok, Jawa Barat dan di Dinoyo, Malang, Jawa Timur yang dirintis sejak 2013. Jika apartemen sewa di Margonda menyasar mahasiswa Universitas Indonesia, apartemen di Dinoyo mengincar mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Sayang, Kiswodarmawan belum mau berbagi taksiran potensi pendapatan berulang dari dua apartemen sewa ini tahun depan. Yang jelas, Adhi karya akan membangun dua apartemen serupa tahun ini. "Di Keputih, Surabaya menyasar mahasiswa Institut Teknologi Surabaya dan di Jember menyasar mahasiswa Universitas Jember," bebernya.
Pendapatan berulang tambahan di 2018
Di luar proyek hotel dan apartemen sewa, Adhi Karya juga berharap mengantongi pendapatan rutin dari dua proyek lain mulai 2018 nanti. Pertama, proyek transportasi. Perusahaan itu akan menanam tiang pancang automatic people mover system (APMS) di Bandara Soekarno-Hatta, Agustus nanti.
Sementara pembangunan jalur monorel Jakarta Link Transportation (JLT) rute Bekasi-Cawang dan Cawang-Kuningan akan dilakukan tahun 2015. "Kami perkirakan bisa menyumbang Rp 113 miliar per tahun," ujar M. Aprindy, Corporate Secretary Adhi Karya.
Kedua, proyek pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan pembangkit listrik tenaga uap. Tahun ini, perusahaan itu mengawali pembangunan dua independent power plant berkapasitas 2 x 50 Mega Watt (MW) dan 1 x 60 MW di Cengkareng, Banten. Pengembangan proyek pembangkit senilai Rp 2,7 triliun ini melibatkan PT Angkasa Pura dan PT Pelindo.
Sekadar informasi, sepanjang kuartal I-2014, Adhi Karya mengantongi kontrak baru sebesar Rp 1,5 triliun atau 7,1% dari target kontrak baru sepanjang tahun ini sebesar Rp 21,1 triliun tahun ini.
Proyek infrastruktur dan gedung masih mendominasi. Antara lain, Cengkareng Business Centre senilai Rp 255,08 miliar, proyek jetty coal handling system dan coal storage dari PT Pupuk Sriwidjaja senilai Rp 140 miliar, serta proyek asphalt mixing plant (AMP) Kawasan Riau dari Kementerian Pekerjaan Umum senilai Rp 133,541 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News