kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis hotel Surya Semesta Internusa (SSIA) mulai pulih sejak kembali dibuka


Rabu, 12 Agustus 2020 / 18:39 WIB
Bisnis hotel Surya Semesta Internusa (SSIA) mulai pulih sejak kembali dibuka
ILUSTRASI. Hotel Batiqa atau Batiqa Hotels sebagai bisnis Hotel PT Surya Internusa Hotels dari grup Surya Semesta Internusa Tbk SSIA


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segmen perhotelan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai pulih sejak kembali dibuka pada Juni. Sebagaimana diketahui, selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional segmen hotel sejak April.

Investor Relation Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan kondisi itu kini mulai pulih sejak kenormalan baru mulai ditetapkan. "Pandemi COVID-19 telah memengaruhi aktivitas tiga pilar utama bisnis SSIA. Khususnya di unit bisnis  perhotelan karena dampak penerapan physical distancing, pembatasan perjalanan, dan penutupan bandara untuk penerbangan  komersial baik di Jakarta dan Bali," ujar Erlin, Rabu (12/8).

Baca Juga: Terdampak pandemi, Nusa Raya Cipta (NRCA) revisi target kontrak baru di 2020

Erlin menjelaskan, tingkat hunian hotel perusahaan turun secara dramatis, mengakibatkan penurunan besar-besaran sekitar 58% dari pendapatan perhotelan untuk periode semester I-2020. Perusahaan telah menutup hotel bintang 5 yakni Gran Melia Jakarta, Hotel Melia Bali dan Banyan Tree Ungasan Resort sejak akhir Maret hingga Mei 2020.

Menurutnya secara perlahan kamar-kamar hotel mulai terisi. Sebagai informasi, emiten berkode saham SSIA itu memiliki 3 jaringan hotel yakni Hotel Melia, Batiqa dan Banyan Tree Ungasan. Dari ketiga jaringan hotel itu, Erlin mengatakan Batiqa cabang Pekanbaru dan Palembang memiliki perkembangan yang cukup baik.

Erlin menyebut, manajemen telah melakukan beberapa langkah penghematan biaya untuk merespon arus kas negatif seperti, penerapan skema furlough untuk sebagian besar karyawan, pengurangan biaya utilitas, negosiasi ulang kontrak outsourcing  melalui  diskon  atau  perpanjangan  periode kontrak, serta mengurangi  biaya  tetap lainnya. Selanjutnya, manajemen SSIA  juga  telah bernegosiasi dengan pemberi pinjaman tentang pengurangan suku bunga dan perpanjangan pembayaran  pokok.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan,unit  bisnis  perhotelan SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp 152,7 miliar pada semester I-2020, menurun 57,9% dibanding Rp 363,2 miliar pada semester I-2019.

Baca Juga: Harga batubara lesu, ini strategi ABM Investama (ABMM) menjaga kinerja

Sekitar 67,6% dari total pendapatan perhotelan dikontribusikan oleh Gran Melia Jakarta (GMJ) dan hotel Melia Bali  (MBH). Sementara sisanya disumbangkan dari Banyan Tree Ungasan Resort (“BTUR”) dan BATIQA Hotels.  Tingkat hunian GMJ untuk 1H20 mencapai 19,7% dibanding 41,1% pada semester I-2019. Sedangkan  tarif  kamar  rata-rata/average  room  rate  (ARR)  selama  semester-I 2020 adalah  sekitar US$ 93,7 dari US$88,1 di  semester I-2019. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×