kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis jasa layanan ekspres terhambat abu vulkanik Merapi


Senin, 15 November 2010 / 07:58 WIB
Bisnis jasa layanan ekspres terhambat abu vulkanik Merapi
ILUSTRASI. SPBG PGN


Reporter: Ario Fajar |

JAKARTA. Abu vulkanik yang disemburkan Gunung Merapi selain menghambat aktivitas penerbangan, juga berdampak buruk bagi bisnis jasa layanan Express PT Pos Indonesia. Perusahaan ini sudah menghentikan layanan pos Express sejak 5 November 2010 lalu untuk tujuan pengiriman ke Yogyakarta, Solo dan Magelang.

"Penghentian layanan ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan," ujar Hani Santana, Manajer Mail dan Logistik Pos Indonesia kepada KONTAN (13/11).

Hani belum bisa memperkirakan berapa besar kerugian PT Pos akibat penghentian layanan Express tersebut. Pasalnya, "Kami belum mendata," katanya. Namun ia berharap di akhir November 210 layanan tersebut sudah pulih kembali.

Keputusan PT Pos ini langsung mendapat tanggapan dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo). Menurut Direktur Eksekutif Asperindo Syarifuddin, seharusnya PT Pos tidak gegabah menutup layanan tersebut. Pasalnya, "Hampir 80% masyarakat Indonesia masih menggunakan PT Pos sebagai media pengiriman surat atau dokumen ekspres," katanya.

Menurutnya, sebaiknya PT Pos segera memberi kepastian pengaktifan layanan ini dengan cara membuat layanan alternatif sehingga kewajibannya sebagai perusahaan kurir tidak berhenti begitu saja di ketiga kota yang terkena dampak letusan Merapi tersebut.

Ia memberi contoh, perusahaan jasa pengiriman lain tidak menghentikan layanannya ke ketiga kota tersebut. "Lihat saja, PT JNE tetap melakukan kiriman barang dan dokumen ke daerah yang rawan akibat letusan Gunung Merapi," imbuhnya.

Visi Firman, Corporate Communication JNE, mengakui hal tersebut. "Kami tetap melakukan pengiriman lewat udara ke Yogya, Solo dan Magelang," katanya. Memang jumlah pengiriman turun dan rute pendaratan pesawat harus melalui Solo atau Semarang. Ia mengakui, ada beberapa daerah yang tak bisa ditembus untuk layanan ekspres akibat tebalnya abu, seperti daerah Sleman dan Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×