Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Triputra Group yang dimiliki TP Rachmad dan Persada Capital Group milik Benny Subianto bekerjasama dengan Bounty Fresh Food Inc asal Filipina mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang pemotongan dan pengolahan ayam bernama PT Bounty Segar Indonesia.
Kerjasama ini ditandai dengan ditekennya joint venture agreement pada pekan lalu. Perusahaan yang telah dirancang dari tahun lalu ini nantinya akan beroperasi di daerah Jawa Barat yang kawasannya tidak jauh dari pintu tol.
Preiden Direktur PT Sumber Energi Pangan (SEP) Martinus S. Sinarya mengatakan, PT Bounty Segar Indonesia (BSI) ini merupakan anak perusahaan SEP yang bergerak di bidang beras.
Pendirian perusahaan patungan ini membutuhkan investasi sekitar US$ 90 juta - US$ 100 juta. BSI disiapkan menjadi perusahaan terpadu untuk bisnis pengolahan ayam mulai dari hulu ke hilir. "Tapi kami membangunnya mulai dari hilir dulu, baru nanti pelan-pelan ke hulu," ujar Martinus kepada KONTAN, Selasa (24/11).
Martinus mengatakan, saat ini, proses pembangunan BSI masih dalam tahap pembebasan lahan. Kendati begitu, ia masih enggan membeberkan dimana letak lahan yang akan disasar.
Namun ia memastikan, lokasi pabrik BSI nanti ada di dekat jalan Tol antara Bandung dan Jakarta. Tujuannya untuk memudahkan transportasi logistik ke Jakarta maupun ke Bandung atau pun ke kota-kota lain. Pangsa pasar yang disasar pertama adalah pasar dalam negeri seperti Jabodetabek dan sekitarnya.
Ia menargetkan, pabrik pemotongan dan pengolahan ayam ini sudah mulai beroperasi pada 2017 mendatang. Nantinya, ayam yang akan dijual dalam bentuk ayam olahan siap dijual langsung ke konsumen.
Dengan kata lain, ayam tersebut sudah masuk dalam kemasan seperti sosis ayam atau ayam nuggets dan sejenisnya. Kemudian setelah pabrik pemotongan dan pengolahan ayam jadi, maka BSI akan mulai merambat ke bisnis peternakan ayam, kemudian produksi day old chicken (DOC) atau anak ayam usia sehari.
SEP kemudian akan masuk ke bisnis pakan ternak dan terakhir jagung. Sebab jagung menyumbangkan 50% dari kebutuhan pakan ternak. "Kita menargetkan bisnis terintegrasi ini selesai dalam lima tahun," imbuh Martinus.
Martinus optimis bisnis ini bisa jalan, karena Bounty Fresh Food asal Filipina telah 70 tahun berpengalaman membangun bisnis pengolahan ayam dan juga berpengalaman dalam membangun bisnis yang dimulai dari hilir, baru pelan-pelan ke hulu.
Sayang, Martinus belum mau menyebut kapasitas produksi pabrik tersebut. Ia bilang, pihaknya masih terus melakukan studi untuk itu.
Menurut Martinus, Triputra Grup merupakan pemain baru di bisnis ayam. Selama ini, Triptura Grup melalui anak usahanya PT Kirana Megatara masih konsentrasi pada komoditas olahan karet alam.
Ia menyebut, ekspansi usaha ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan. Sebab bagaimana pun, negara yang maju itu harus mempunyai ketahanan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News