Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Industri kosmetik nasional masih manis untuk dilirik produsen baik lokal maupun asing. Dari data BMS yang didapat dari sumber Nielsen dan Euro Monitor, nilai industri kosmetik nasional secara keseluruhan pada 2016 mencapai Rp 36 triliun.
Dari data tersebut produk skin care (perawatan kulit) nilainya menyumbang sekitar 31,7%. Wajar kue yang besar itu dikejar oleh semua pemain kosmetik dalam negeri.
Melanie Masriel, Head of Communications PT Loreal Indonesia menyatakan pihaknya memang belum jadi market leader. Namun untuk menjadi pemenang, pihaknya sudah siapkan tiga strategi. "Innovation, Digitalization dan Education," kata Melanie kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (7/9).
Di inovasi, pada dasarnya tiap produk akan dikembangkan sesuai dengan tren pasar. Disamping memastikan kualitas dan keamanan. Sedangkan edukasi terus dilakukan kepada konsumen serta partner bisnis tentang tata cara penggunaan produk dan efektivitas produk.
Dengan tren digital, Loreal akan terus memantau kebutuhan konsumen secara digital dan juga meningkatkan penjualan dengan menjalin mitra e-commerce. "Saat ini kami sudah kerjasama dengan Lazada, Sociolla, Blibli, Tokepedia, dan lainnya," kata Melanie.
Saat ini Loreal memegang 15 brand di Indonesia. Dengan jumlah brand yang terbilang banyak itu menurutnya promosi yang disesuaikan dengan DNA brand akan menjadi kunci mempertahankan keunggulan produk.Sayangnya untuk target penjualan pihaknya masih belum mau membicarakan.
Alia Dewi, Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk mengatakan penjualan dari segmen facial care masih terbilang kecil. Meski kecil, emiten berkode dagang TCID ini masih terus mengejar penjualan.
Di segmen tersebut ada produk merk Gatsby untuk pria maupun Pixy untuk wanita. "Berbicara peluang pasti besar karena jumlah penduduk yang besar dan konsumennya potensial untuk masa depan," kata Alia kepada KONTAN, Kamis (7/9)
Hingga semester I-2017, penjualan Mandom Indonesia mencapai RP 1,4 triliun atau tumbuh 9,2% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Alhasil laba bersih pun bertumbuh menjadi sebesar Rp 98,4 miliar atau tumbuh dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77,6 miliar.
Bila diperinci penjualan dari segmen perawatan kulit dan rias menyumbang sebesar Rp 448,7 miliar atau tumbuh dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 431,3 miliar. "Secara keseluruhan dari semua produk, target kami masih double digit growth-nya," kata Alia.
Beberapa waktu lalu, produsen konsumer asal Jerman, PT Beiersdorf Indonesia meluncurkan produk perawatan kulit, sabun Nivea Men di Indonesia. Hal ini untuk memperkuat bisnis di produk perawatan kulit yang saat ini peluangnya masih terbuka.
Tomasz Schwarz, Marketing Director Beiersdorf Indonesia bilang ada tiga produk yang diluncurkan. Yakni, Nivea Oil Attack + Bright, Acne Protect dan Max Bright. "Kami yakin produk ini akan diterima oleh konsumen dan perkuat portfolio produk pria kami di pasar," kata Thomas kepada KONTAN, Selasa (5/9).
Menurutnya dari segi segmen gender,proporsi penjualan Nivea untuk pria dan wanita masih seimbang. Hanya saja penetrasi dan pengetahuan di pasar menurutnya wanita sudah lebih maju. Oleh karena itu pihaknya akan menggencarkan promosi ke segmen pria.
Tomasz menilai pasar kosmetik masih stabil. Hanya saja Beisedorf Indonesia menargetkan penjualan tahun ini bisa tumbuh double digit atau sama seperti target tahun lalu. "Kami tidak hanya ingin 10% saja tapi lebih," katanya.
Asal tahu untuk meningkatkan brand awareness, Beiersdorf telah menggandeng pemain sepakbola Bambang Pamungkas. Selain itu produk Nivea juga mensponsori klub sepakbola asal Spanyol, Real Madrid. "Real Madrid salah satu klub terbesar di Dunia, kami mau adanya itu menjadi atensi bagi masyarakat Indonesia," tutup Tomas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News