kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.855   -60,34   -0,87%
  • KOMPAS100 997   -10,20   -1,01%
  • LQ45 762   -8,28   -1,08%
  • ISSI 225   -2,07   -0,91%
  • IDX30 393   -4,18   -1,05%
  • IDXHIDIV20 455   -3,59   -0,78%
  • IDX80 112   -1,23   -1,09%
  • IDXV30 113   -0,98   -0,86%
  • IDXQ30 127   -1,03   -0,80%

Bisnis properti menengah masih bakal melemah


Selasa, 11 Agustus 2015 / 11:15 WIB
Bisnis properti menengah masih bakal melemah


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri

JAKARTa. Pelaku usaha properti belum bisa bernafas lega meskipun pemerintah sudah melontarkan niat akan bekerja keras di semester II-2015 ini. Mereka menilai, penjualan properti berharga Rp 1 miliar ke atas, bakal susut dibandingkan dengan tahun lalu.

Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta memprediksikan, penjualan rumah tapak seharga minimal Rp 1 miliar di semester II-2015 akan turun 40%-50% ketimbang semester II-2014. Target pertumbuhan penjualan apartemen dengan harga minimal Rp 1 miliar, juga susut dari semula 40%, menjadi 30%.

Pengusaha menuding perlambatan ekonomi sebagai biang keladi belanja properti masyarakat turun. Kini, masyarakat lebih mengutamakan  mencukupi kebutuhan makan dan pendidikan.

Selain itu, asosiasi pebisnis properti juga mengambinghitamkan faktor kebijakan pemerintah di sektor properti. "Ada juga faktor pajak untuk rumah mewah dan syarat ketat untuk kredit rumah di atas 70 meter persegi (m²)," kata Amran Nukman, Ketua DPD Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia DKI Jakarta,  akhir pekan lalu.

Sebagai catatan, Bank Indonesia memang memperlonggar aturan loan to value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR). Namun, otoritas moneter itu tetap melarang praktik pengucuran KPR jika rumah belum jadi alias inden.

PT Intiland Development Tbk mengamini prediksi asosiasi. Perusahaan berkode DILD di Bursa Efek Indonesia itu tersebut juga melihat bisnis properti segmen kelas menengah ke atas bakal sepi di paruh kedua tahun ini.

Namun, Intiland menduga penurunan penjualan semester II-2015 tak akan sebesar semester I-2015 lalu. Prediksi mereka berangkat dari aktivitas masyarakat. "Terlihat dari orang-orang yang datang ke proyek atau pameran properti rata-rata naik menjadi 10-12 orang per minggu, sebelumnnya hanya satu sampai dua orang per minggu," beber Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk kepada KONTAN, Senin (10/8).

Patut dicatat, tak semua prediksi pelaku usaha properti negatif. Asosiasi menilai, masih ada ruang untuk pertumbuhan penjualan bagi jenis rumah tapak dengan harga Rp 400 juta-Rp 600 juta. Mereka menargetkan rumah di segmen itu masih bisa tumbuh sekitar 30%-40%.

Minta kepastian

Tak cuma itu, pemilik properti pusat perbelanjaan juga masih mungkin mencetak pertumbuhan pendapatan. Alasan asosiasi adalah tingkat konsumsi masyarakat mengunjungi pusat perbelanjaan masih tinggi. Dus, perusahaan properti masih bisa mendulang recurring income alias pendapatan berulang.

Sayangnya, perusahaan pemilik pusat perbelanjaan juga terkena beban kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan kenaikan upah pekerja. "Jika kondisi ini berjalan terus, lama kelamaan bisa berdampak pada penurunan laba perusahaan properti," ujar Amran.

Oleh karena itu, pebisnis properti berharap pemerintah bisa merealisasikan rencana menggenjot pertumbuhan ekonomi paruh kedua tahun ini. Antara lain menggenjot belanja pemerintah.

Apabila hal itu terwujud, pelaku usaha melihat ada peluang penjualan properti masih bisa tumbuh di semester II-2015. "Kami selaku pelaku pasar menunggu pemerintah membuat keputusan yang tepat dan tidak menggantung," harap Theresia.

Sebagai informasi, Intiland masih menargetkan pertumbuhan double digit tahun ini. Target pertumbuhan pendapatan 16% atau menjadi Rp 2,1 triliun. Sementara target pertumbuhan marketing sales atau pendapatan pra penjualan adalah 18% atau menjadi Rp 3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×