Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Perusahaan rental mobil, PT Serasi Autoraya Tbk (SERA), tampaknya harus bersabar tahun ini. Surutnya bisnis pertambangan di Kalimantan membuat laju bisnis penyewaan kendaraan SERA di Kalimantan tidak sesuai dengan harapan. Padahal, Serasi Autoraya baru memperluas pasar ke Kalimantan tahun lalu.
Presiden Direktur Serasi Autoraya Pongki Pamungkas menyatakan, perkembangan pasar rental kendaraan tipe 4x4 tidak sesuai ekspektasi yang dibidik perusahaan ini. Awalnya, anak usaha Grup Astra ini menargetkan pertumbuhan bisnis dari penyewaan mobil berpenggerak empat roda ini bisa tumbuh 20% tahun ini. Namun, kondisi bisnis pertambangan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Imbasnya, permintaan kendaraan ala off-road pun menurun.
Melihat kondisi ini, Pongki memperkirakan pendapatan dan laba Serasi Autoraya akan stagnan atau sama dengan tahun lalu. "Dengan kondisi pertambangan turun, pendapatan kami hingga akhir tahun ini agak stagnan, tidak sesuai dengan ekspektasi awal," ujarnya, Senin (27/5).
Untungnya, ekspansi bisnis Serasi Autoraya di wilayah Kalimantan ini tidak terlalu besar. Sehingga, hal itu tidak membuat manajemen perusahaan ini terlalu khawatir. "Investasinya tidak terlalu besar," ucapnya.
Menurut Pongki, dari sisi aset, total aset cabang Serasi Autoraya di Kalimantan yang meliputi kantor cabang serta segala perlengkapan ditaksir senilai Rp 30 miliar. Misalnya, penambahan luas lahan penampungan kendaraan di Palangkaraya dan pembangunan cabang di Melak dan Sangalaki. Adapun total aset Serasi Autoraya di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp 5,8 triliun.
Di kuartal pertama tahun ini, perusahaan ini membukukan pertumbuhan pendapatan bersih naik 8,2% menjadi Rp 1,58 triliun,d ari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,46 triliun. Adapun, laba bersih Serasi Autoraya naik 61,07% dari Rp 35,94 miliar pada kuartal 1-2012 menjadi Rp 57,89 miliar di kuartal I-2013.
Kenaikan ini terdorong oleh pertumbuhan pelanggan baru di kuartal satu yang mengerek pendapatan. Namun, ia memproyeksikan, pendapatan SERA akan stagnan di akhir tahun ini berkisar Rp 7 triliun dan laba bersih Rp 300 miliar.
Tahun ini, SERA menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun. Sebagian besar untuk membeli sekitar 6.000 kendaraan baru. Bila ini terjadi, Serasi Autoraya akan memiliki armada 40.000 unit sampai akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News