kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Bisnis TOD Menjanjikan, BSDE: Properti TOD Menarik Pembeli karena Efisiensi Waktu


Minggu, 21 Mei 2023 / 10:15 WIB
Bisnis TOD Menjanjikan, BSDE: Properti TOD Menarik Pembeli karena Efisiensi Waktu


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengembang properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menyatakan industri properti berbasis Transit Oriented Development (TOD) menarik minat pembeli.

Direktur Bumi Serpong Damai (BSDE) Herry Hendarta mengatakan, kehadiran TOD sangat menarik minat calon pembeli karena efisiensi waktu.

"Selain itu, TOD juga menghemat biaya perjalanan dengan menggunakan mass transportation," kata Herry kepada Kontan.co.id, kemarin.

Herry menambahkan, tahun 2023 ini ada kenaikan harga TOD sebagai dampak dari kenaikan harga material konstruksi.

"Ada kenaikan harga sekitar 5% sampai dengan 10%," tuturnya.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Targetkan Marketing Sales TOD Capai Rp 195 Miliar di 2023

Berdasarkan catatan KONTAN, industri properti berbasis TOD memang mulai berkembang di kota besar Indonesia seiring masifnya pembangunan infrastruktur terkait transportasi umum.

Riset berjudul "Are TOD Apartments More Desirable?" yang dirilis April 2023, Colliers Indonesia menilai bahwa bisnis properti TOD memang menjanjikan. Proyek-proyek TOD pun dianggap lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dibandingkan proyek non-TOD, terutama selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Colliers mencatat, rata-rata penjualan TOD tumbuh 10,3% hingga akhir 2022. Di sisi lain, proyek non-TOD hanya mencatatkan pertumbuhan penjualan rata-rata 3,8% pada periode yang sama.

Sebanyak 61% pembeli properti TOD adalah pengguna akhir atau end user, sedangkan sisanya 39% adalah investor. Proyek properti TOD biasanya menyasar konsumen end user yang aktivitas kesehariannya sangat bergantung pada transportasi umum.

“Namun, pembeli kalangan investor juga tertarik untuk berinvestasi dengan harapan unit tersebut akan lebih menarik bagi penyewa karena dekat dengan transportasi umum,” tulis Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia dalam riset tersebut.

Baca Juga: Industri Properti Berbasis TOD Mulai Berkembang di Kota Besar Indonesia

Ke depannya, kebutuhan terhadap hunian berbasis TOD akan meningkat seiring kenaikan tarif tol secara periodik, kenaikan harga BBM, pajak kendaraan bermotor, pembatasan pelat ganjil, tarif parkir yang tinggi, hingga realisasi penerapan ERP di beberapa ruas jalan Jakarta.

Belum lagi, masyarakat juga dihadapkan dengan kemacetan jalan raya yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan, sehingga permintaan hunian TOD meningkat.

Di sisi lain, keberhasilan TOD juga ditentukan oleh realisasi rencana pemerintah dalam menyediakan infrastruktur transportasi massal yang terjangkau dan ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×