kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Bisnis Waralaba Belum Menggeliat, Ini yang Harus Dilakukan Pelaku Usaha


Kamis, 31 Juli 2025 / 22:35 WIB
Bisnis Waralaba Belum Menggeliat, Ini yang Harus Dilakukan Pelaku Usaha
ILUSTRASI. Pengunjung melihat salah satu stan di pameran. Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia selama semester I-2025 belum menunjukkan geliat yang signifikan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia selama semester I-2025 belum menunjukkan geliat yang signifikan.

Pengamat waralaba Bina Nusantara University, Erwin Halim menyebut peningkatan jumlah gerai maupun omzet waralaba secara umum masih stagnan, bahkan cenderung menurun pada beberapa lini usaha.

“Kalau Business Opportunity (BO) diakui sebagai bagian dari waralaba, mungkin terlihat ada pertumbuhan. Tapi kalau merujuk pada data waralaba yang tercatat resmi di Kementerian atau Suku Dinas Perdagangan, pertumbuhannya tidak signifikan,” ujar Erwin kepada Kontan, Kamis (31/7/2025). 

Ia juga menambahkan bahwa sebagian pelaku waralaba justru mengalami penurunan omzet hingga penutupan gerai.

Kendati demikian, beberapa sektor tetap menunjukkan performa menjanjikan. 

“Sampai saat ini FnB yang paling menonjol pertumbuhan dan penjualannya, diikuti dengan bidang-bidang seperti pendidikan dan bisnis waralaba berbasis service,” katanya. 

Erwin menyebut, saat ini pelaku usaha waralaba menghadapi tantangan utama yakni dari sisi daya beli masyarakat yang masih lesu. 

“Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi merupakan fenomena global,” tambah Erwin.

Dalam hal persaingan, Erwin menilai brand lokal dan internasional di pasar domestik tidak bersaing secara langsung. 

“Keduanya punya segmen pelanggan masing-masing. Bahkan, dalam beberapa kasus, pelanggan bisa menggunakan dua brand sekaligus jika mereka loyal terhadap produk atau jasa yang ditawarkan,” jelasnya.

Untuk menjaga keberlanjutan dan mendorong pertumbuhan, Erwin menyarankan pelaku waralaba melakukan beberapa strategi, seperti ekspansi ke lokasi baru dan diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan.

“Selain itu juga perlu optimalisasi teknologi digital agar operasional lebih ramping dan efisien,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×