kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BlackBerry 10 menjadi pertaruhan di Indonesia


Jumat, 01 Februari 2013 / 08:31 WIB
BlackBerry 10 menjadi pertaruhan di Indonesia
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Blackberry 10, produk baru dari Research In Motion (RIM) telah diluncurkan pada 30 Januari lalu di New York, Amerika Serikat (AS). Ponsel canggih asal negara Uwak Sam ini juga akan beredar di Indonesia, setidaknya mulai Maret mendatang.

Muncul pertanyaan, apakah produk baru BlackBerry ini mendongkrak kinerja penjualan BlackBerry di Indonesia. Apalagi, saat ini BlackBerry mendapat persaingan sengit dari produk kompetitor berbasis sistem operasi android yang beraneka ragam banyaknya.

Pengamat telekomunikasi yang juga konsultan gadget menilai, BlackBerry 10 adalah pertaruhan RIM di Indonesia. "Kalau respons konsumen Indonesia positif, BlackBerry lanjut (tumbuh), kalau negatif yah mati (terhenti)," kata Herry S. W. , salah satu konsultan Gadget kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (31/1).

Mengapa Blackberry 10 menjadi penentu? Sebab, kata Herry, pasar ponsel BlackBerry saat ini sedang berseteru dengan android, yang kini produk dan pemakaiannya terus tumbuh.  Apalagi, konsumen di Indonesia banyak yang menyukai android lantaran harganya yang murah.

Ponsel Android di Indonesia bahkan ada yang menyentuh level Rp 400.000 per unit, bandingkan dengan produk BlackBerry yang termurah, harganya masih di atas Rp 1,5 juta ke atas. "Blackberry paling murah sekitar Rp 1,7 juta per unit. Blackberry 10 katanya akan dibanderol dengan harga tak lebih dari Rp 7 juta," tandas Herry.

Namun begitu, Blackberry 10 memiliki harapan untuk mendapatkan pasar. Apalagi, perangkat baru itu bisa mengakses data tanpa harus melakukan registrasi Blackberry dari operator telekomunikasi yang digunakan. Sehingga, jika konsumen ingin mengambil kartu yang digunakan, maka data dari BlackBerry 10 masih digunakan. "Dari sisi konsumen ini lebih praktis. Blackberry 10 agak sedikit mengubah bisnis paket datanya," terang Herry.

Blackberry 10 diakui Herry berbeda dengan tipe-tipe Blackberry sebelumnya. Namun begitu, Herry belum bisa memastikan  mengenai respons dari pelanggan. "Nanti memang harus melihat harganya berapa, performa dan distribusinya seperti apa untuk menentukan respons konsumen," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×