kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Blok Cepu kembangkan fasilitas FSO


Selasa, 19 Agustus 2014 / 17:56 WIB
Blok Cepu kembangkan fasilitas FSO
ILUSTRASI. Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 6-9 Maret 2023


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perkembangan proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur, hingga minggu ketiga Agustus 2014 ini diklaim mencapai 90%. Salah satu kemajuan dalam pengembangan Banyu Urip adalah fasilitas floating storage and offloading (FSO)  

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko, dengan perkembangan terkini proyek, SKK Migas berharap lapangan Banyu Urip dapat berproduksi secara penuh sebesar 165.000 barel per hari pada Maret 2015.

Ia mengatakan, Peningkatan produksi dari lapangan ini menjadi tulang punggung pencapaian target produksi minyak dalam APBN Tahun 2015 sebesar 845.000 barel per hari. “Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana,” katanya pada keterngan tertulis yang diterima, Selasa (19/8).

Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD) kata Johanes, investasi di Proyek Banyu Urip mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta.

Ia menambahkan, pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) atau rekayasa, pengadaan, dan konstruksi. Yakni, fasilitas produksi utama Central Production Facility (CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.  

Terkait itu, Presiden Mobil Cepu Ltd. (MCL), Jon M. Gibbs menyampaikan dukungan terhadap langkah SKK Migas untuk peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Kelima kontrak EPC, konsorsiumnya dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Tidak hanya itu, terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85% diantaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. “Terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60% diantaranya adalah pekerja yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban,” kata Jon.

Ia menambahkan, bahwa prioritas utama MCL adalah menyelesaikan proyek secara aman dan handal. “Kami bangga dengan pencapaian tim FSO yang telah mencapai kinerja keselamatan berkelas dunia, dengan tidak ada waktu kerja yang hilang selama lebih dari delapan juta jam kerja,” ujarnya.

Ia menandaskan, bahwa MCL akan terus berkomitmen untuk terus mencapai kemajuan dalam pelaksanaan setiap kegiatan EPC dan pengeboran agar selesai sesuai target produksi puncak lapangan ini pada 2015.

Untuk diketahui Nama FSO diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik di Galangan Kapal Sembawang, Singapura, Selasa (19/8).

Kapal Fasilitas Penyimpanan dan Alir-Muat Terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) diperbaiki oleh konsorsium EPC-4, yang dipimpin oleh perusahaan Indonesia, PT. Scorpa Pranedya yang bermitra dengan Sembawang Shipyard di Singapura. Kapal FSO tersebut diberi nama Gagak Rimang dan berbendera Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×