Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah merampungkan penambahan 60 unit armada kendaraan listrik di semester I-2023. Angka ini masih di bawah budget yang disiapkan perseroan untuk ekspansi mobil listrik selama tahun 2023.
Sebagai gambaran, BIRD berencana menambah 200-500 unit kendaraan listrik di tahun ini. Agenda tersebut merupakan misi perusahaan untuk mengurangi emisi karbon hingga 50% pada tahun 2030 mendatang.
Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkap, sampai saat ini perusahaan telah mengoperasikan sebanyak 180 unit kendaraan listrik yang meliputi taksi maupun rental.
“Kami sudah punya 180 unit yang beroperasi, masih di bawah alokasi budget yang diperbolehkan atau disetujui oleh komisaris,” ungkap Adrianto, ketika dijumpai di Kantor Blue Bird Senin (24/7) di Jakarta.
Baca Juga: Pendapatan Jasa Berdikari Logistik (LAJU) Naik 18% di Kuartal II-2023
Adrianto tak memberi detail bagaimana target penambahan armada kendaraan listrik di semester kedua tahun ini. Namun memang perseroan sendiri sudah menyiapkan budget untuk menambah hingga 500 unit mobil listrik sampai tutup tahun nanti.
Pada tahun ini Blue Bird berencana menambah 6.000 unit armada baru. Pembelian armada anyar tersebut termasuk juga alokasi untuk kendaraan listrik.
Untuk merealisasikan agenda ekspansi ekspansinya, perseroan menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun di tahun ini. Dana capex ini sudah terserap separuhnya dari total yang dianggarkan.
“Baru setengahnya. Nanti ada laporannya minggu depan. Pokoknya di bawah Rp 2 triliun, karena targetnya Rp 2 triliun,” sebut dia.
Baca Juga: Temas (TMAS) Optimistis Prospek Bisnis Industri Perkapalan Masih Baik
Per kuartal I-2023 Blue Bird mencetak pendapatan neto sebesar Rp 1,04 triliun. Angka ini melesat 55,19% dibandingkan pendapatan neto pada kuartal I-2022 yang senilai Rp 673,98 miliar.
Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpantau mencapai Rp 123,26 miliar. Lebih tinggi dari semula Rp 47,14 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News