kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bomba Grup teken MoU dengan Pertamina terkait gasifikasi batu bara


Senin, 07 Desember 2020 / 19:25 WIB
Bomba Grup teken MoU dengan Pertamina terkait gasifikasi batu bara
ILUSTRASI. Program pengurangan impor BBM dan LPG sejalan dengan strategi Pertamina ke depan untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi. .


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA- Bomba Grup melalui anak perusahaannya, PT Berkah Bomba Energi melakukan penandatangan nota kesepahaman kerjasama strategis gasifikasi batubara menjadi produk DME (Dimethyl Ether) dengan PT Pertamina (Persero). Sinergi ini dilakukan untuk pengembangan Gasifikasi coal menjadi DME atau LGP (elpiji), sekaligus mengurangi ketergantungan impor elpiji.

Nota kesepahaman gasfikasi batubara ini dilaksankan dalam bentuk zoom meeting dan dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati beserta jajarannya, direksi PT Berkah Bomba Energi beserta jajarannya, dan direksi Indika Energi dan Adaro yang disaksian oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin. 

“Kami menyambut baik langkah PT Pertamina yang menggandeng para perusahaan pemilik tambang batubara dalam upaya pengembangan gasfikasi coal menjadi DME/LPG,” kata CEO PT Berkah Bomba Energi, Todotua Pasaribu usai melakukan zoom meeting, dalam keterangan resminya, Senin (7/12).

Bomba Grup merupakan perusahaan yang memiliki unit usaha coal, plantation, power plan, property yang fokus di wilayah Sumatera Selatan. Berkah Bomba Energi, lanjut Todo, sangat mendukung apalagi ini untuk mengurangi ketergantungan import LPG dan juga menjaga ketahanan enegeri melalui pengembangan diversifikasi bisnis energi. 

Menurut Todo Berkah Bomba Energi siap memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. “Kami sangat berkomitmen untuk pengembangan gasifikasi coal menjadi elpiji ini, apalagi niat baik kami untuk memajukan daerah Sumatera Selatan,” tegas Todotua.

Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati menambahkan, program gasifikasi batubara merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia sekaligus mengurangi impor elpiji.

Mengurangi impor 

Namun, ia menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat dalam program ini, sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batubara.

Menurut Nicke, program pengurangan impor BBM dan LPG sejalan dengan strategi Pertamina ke depan untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi. Harapannya, strategi ini dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan. 

"Dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki Indonesia dan teknologi yang tepat, maka isu lingkungan dapat dibuktikan bahwa program gasifikasi batubara menjadi DME menggantikan LPG tidak akan menjadi isu lingkungan di Indonesia. Pemilihan teknologi menjadi kunci,” kata Nicke.

Nicke juga bilang, program ini perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depannya, sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia. 

Ridwan Djamaluddin, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengapresiasi kerjasama yang dilakukan oleh Pertamina dan Bomba Grup dalam pengembangan gasifikasi batubara menjadi produk DME. Menurutnya, kerja sama ini sangat strategis, mengingat Indonesia memiliki cukup banyak potensi batubara berkalori rendah.

“Atas nama ESDM, kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya karena program ini akan menjadi keunggulan kompetitif negara kita. Dengan gasifikasi batubara, maka bisa menjadi subtitusi impor. Apalagi, Indonesia juga sedang berusaha menarik investasi lebih banyak, sehingga dapat mendatangkan multiplier effect,” tandas Ridwan.

Selanjutnya: Proyek gasifikasi batubara Bukit Asam (PTBA) jadi Proyek Strategis Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×