kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos AP II beberkan 3 keunggulan transportasi udara dibandingkan moda lainnya


Senin, 24 Agustus 2020 / 17:41 WIB
Bos AP II beberkan 3 keunggulan transportasi udara dibandingkan moda lainnya
ILUSTRASI. Sejumlah kru pesawat melakukan kampanye keselamatan berpergian dengan pesawat 'Safe Travel Campaign', di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/8/2020). Kampanye yang digagas oleh Indonesia National Air Carriers Association (INACA)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menilai moda transportasi udara masih lebih unggul dibandingkan dengan moda lainnya pada saat kondisi pandemi Covid-19 ini.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengaku, moda transportasi udara memiliki tiga kelebihan yang tidak dimiliki moda transportasi lain.

"Pertama, fleksibilitas, ditandai dengan besarnya jumlah pergerakan, misalnya jika ada permintaan/demand yang cukup besar maka maskapai pasti akan membuka rute atau meningkatkan frekuensi penerbangan," kata Awaluddin dalam siaran resmi, Minggu (23/8).

Kedua, yaitu penerbangan juga memiliki kapasitas yang ditandai dengan kemampuan/daya angkut yang cukup besar dan dapat dimobilisasi secara cepat.

Baca Juga: Ini 3 strategi Angkasa Pura II gairahkan bisnis maskapai

Ketiga, yakni konektivitas. Menurutnya moda transportasi udara adalah moda transportasi yang paling cepat dan efisien untuk membuka akses ke dan dari suatu daerah. Apalagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Ia mengaku telah menyiapkan tiga strategi untuk menunjang pertumbuhan sektor transportasi udara. Tiga strategi yakni meningkatkan utilisasi slot penerbangan, pengaktifan kembali rute-rute yang sempat ditutup karena pandemi, dan peningkatan frekuensi penerbangan di rute yang telah aktif.

"Ketiga strategi tersebut telah dijalankan sejak Juli 2020 atau sekitar 3-4 bulan sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Perseroan berupaya menggerakkan permintaan melalui penawaran," jelasnya.

Awaluddin menyebut, hasilnya pada Juli – Agustus 2020, indikator menunjukkan bahwa pemulihan penerbangan di 19 bandara kelolaan AP II sudah terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×