kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Freeport Bertemu Presiden Jokowi, Bahas Perpanjangan Kontrak?


Jumat, 29 Maret 2024 / 05:41 WIB
Bos Freeport Bertemu Presiden Jokowi, Bahas Perpanjangan Kontrak?
ILUSTRASI. Chairman & CEO Freeport McMoran Inc Richard C Adkerson menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (28/3).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bos perusahaan tambang Freeport menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Kamis (28/3).

Mereka adalah Chairman & CEO Freeport McMoran Inc Richard C Adkerson, CFO Freeport Mc-Moran Kathleen L. Quirk, dan Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas. 

Tony Wenas mengatakan, pihaknya menyampaikan perkembangan terkini dari situasi pertambangan di upstream.

Selain itu, pertemuan juga membahas proyek smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan JIIPE, Gresik.

"Progres smelter yang mencapai lebih dari 92% dengan harapan bisa selesai Mei dan segera beroperasi pada bulan Juni tahun ini dan nanti akan berproduksi penuh di tahun 2024 ini," ujar Tony di Istana Kepresidenan, Kamis (28/3).

Baca Juga: Masa Jabatan Segera Berakhir, CEO Freeport Temui Menkeu Sri Mulyani

Tony mengakui, tidak ada pembahasan perpanjangan kontrak Freeport.  "Disinggung sedikit tapi enggak bahas detail karena waktunya tidak panjang, kan itu sudah dibahas sebelumnya," ucap Tony.

Lebih lanjut PT Freeport Indonesia (PTFI) berharap relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga diperpanjang.

Seperti diketahui, izin ekspor konsentrat tembaga Freeport Indonesia bakal berakhir pada Mei 2024.

Tony menyebut, pembicaraan perpanjangan izin ekspor dibahas di level menteri. Menurutnya, akan ada dampak jika relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga tidak diperpanjang.

"Kalau kita nggak bisa ekspor (konsentrat tembaga) penerimaan negara akan berkurang kira-kira US$ 2 miliar, Rp 30 triliun berkurangnya, dalam kurun waktu Juni sampai Desember," kata Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×