kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Bos Lion Air Curhat ke Menteri Jokowi Sering Diminta Turunkan Harga Tiket Pesawat


Rabu, 01 November 2023 / 18:33 WIB
Bos Lion Air Curhat ke Menteri Jokowi Sering Diminta Turunkan Harga Tiket Pesawat
ILUSTRASI. Pesawat berbadan lebar Airbus A330-900 milik maskapai Lion Air untuk penerbangan internasional.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Direktur Lion Air Grup Daniel Putut Kuncoro Adi menyampaikan keluhannya di hadapan sejumlah menteri Presiden Joko Widodo mengenai kebijakan harga tiket di maskapainya.

Ia mengungkapkan, sering kali diminta untuk menurunkan harga tiket pesawat. Padahal jika harga tiket diturunkan, itu tidak sebanding dengan pengeluaran bahan bakar minyak (BBM), kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), hingga pungutan pajak di dunia penerbangan.

“Saya sampaikan proses yang sedang terjadi di dalam industri transportasi karena saya memang banyak sekali permintaan-permintaan untuk bisa menekan harga tiket pesawat,” tutur Daniel dalam agenda Kompas100 CEO Forum ke-14, Rabu (1/11).

Meski begitu, Daniel mengaku saat ini sudah berdiskusi dengan pemerintah untuk memperbaiki kebijakan khususnya terkait harga tiket agar bisa kembali stabil.

Baca Juga: Industri Penerbangan Domestik Masih Dihantui Tantangan Ini Pasca Pandemi Covid-19

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, pasca terjadinya pandemi Covid-19, industri aviasi memang sedang mengalami masalah besar. Hal ini karena ketersediaan pesawat menjadi terbatas, bahkan suku cadangnya juga terbatas.

“Di Indonesia yang semula 650 pesawat sekarang tinggal 400. Itu yang terjadi apabila kita satu tempat dan tempat yang lain kita kesulitan untuk melakukan penerbangan,” kata Budi.

Adapun saat ini jumlah pesawat kecil di daerah atau ATR sudah berkurang sangat drastis, karena tidak adanya suku cadang. Atas permasalahan tersebut, Budi mengatakan pihaknya akan melakukan diskusi bersama dengan kementerian/lembaga terkait untuk memecahkan masalah ini.

Budi mengatakan tingginya harga avtur menjadi penyebab mahalnya harga pesawat. Dia juga berharap agar Pertamina bisa menurunkan harga avtur atau bahan bakar minyak yang sering digunakan untuk pesawat bisa diturunkan dan setara dengan Singapura.

“Avtur  menjadi hal yang paling besar karena avtur adalah 40% daripada cost. Kalau Pertamina bisa menurunkan harga avtur sama dengan Singapura, ini sangat membantu,” ungkapnya.

Budi menuturkan, jika harga avtur turun maka biaya pengeluaran aviasi juga ikut turun. Hal itu tentu akan menentukan harga tiket pesawat yang bisa lebih dijangkau masyarakat, juga bisa mendongkrak daya beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×