Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memastikan perusahaan migas asal Rusia, Zarubezhneft, tetap melanjutkan keterlibatannya di proyek Blok Tuna yang berlokasi di lepas pantai utara Natuna, Kepulauan Riau.
Djoko mengungkapkan, Zarubezhneft masih memegang 50% hak partisipasi (participating interest/PI) di blok tersebut.
"Rusia tidak keluar, mereka tetap," ujar Djoko di Bojonegoro, Kamis (26/6).
Saat ini, Zarubezhneft tengah mencari mitra baru untuk menggantikan Premier Oil Tuna B.V., entitas anak usaha Harbour Energy yang menguasai 50% PI lainnya di Blok Tuna.
“Tahun ini [mereka] sedang mencari mitra untuk melanjutkan proyeknya di Tuna. Rencananya menggantikan Harbour di Tuna,” jelas Djoko.
Baca Juga: SKK Migas: Proyek Hidayah, Genting Oil, Geng North & Andaman Bakal Onstream di 2026
Pernyataan ini sekaligus membantah kabar yang sempat beredar sejak pertengahan 2023 lalu, yang menyebut Zarubezhneft akan hengkang dari Blok Tuna.
Pada waktu itu, melalui anak usahanya ZN Asia Limited, Zarubezhneft telah mengajukan permohonan buka data ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai langkah awal melepas hak partisipasinya.
Rencana pengembangan Blok Tuna sempat tersendat akibat sanksi dari Uni Eropa dan Inggris terhadap Rusia imbas konflik di Ukraina. Harbour Energy pun sempat menyampaikan kepada SKK Migas bahwa mereka menghadapi tantangan operasional akibat pembatasan tersebut.
Berdasarkan catatan Kontan, pemerintah membuka peluang kerja sama energi dengan Rusia, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas). Hal ini menjadi salah satu agenda dalam lawatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Rusia mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto.
Komitmen Rusia untuk memperkuat kiprah di industri hulu migas Indonesia kembali ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin. Pemerintah Rusia menyatakan minat untuk memperluas keterlibatan di sektor eksplorasi dan produksi migas nasional, khususnya di wilayah lepas pantai (offshore).
Selain proyek eksplorasi baru, Rusia juga menawarkan kerja sama investasi untuk menggenjot produksi dari ladang-ladang migas yang sudah memasuki fase matang (mature fields).
Baca Juga: SKK Migas Ungkap Alasan Raksasa Migas Global Kembali Investasi di Hulu Migas RI
Selanjutnya: Intip Jadwal Operasional BCA pada Libur Tahun Baru Islam 27-29 Juni 2025
Menarik Dibaca: Ini Beda Iced Coffee dan Cold Brew yang Sama-Sama Disajikan Dingin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News