Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Analis Penyuluhan Perkebunan Sub Koordinator Penyuluhan Dinas Perkebunan Provinsi Riau T Nuranizah Ibrahim SE menuturkan, adanya pendanaan dari BPDPKS sangat membantu petani di Riau mengingat anggaran yang disediakan Pemerintah Provinsi Riau sangat terbatas.
Nuranizah mengatakan, peserta pelaksanaan pengembangan SDM PKS 2021 sangat antusia karena ilmu teknologi yang diberikan sudah sesuai perkembangan. Ada pun peserta untuk bea siswa anak petani ada 192 orang dari yang mendaftar saat itu sebanyak 275 orang. Sementara tahun 2020 hanya 80 orang.
“Dengan jumlah yang sangat signifikan ini kita sangat berterima kasih kepada pendanaan BPDPKS karena banyak anak petani di Riau yang ikut,” ujar Nuranizah.
Pada 2022, lanjut Nuranizah, ditargetkan pengembangan SDM pelatihan petani di Riau sebanyak 425 orang. Pada 2021 pesertanya hanya 284 orang terdiri 75 dari Kabupaten Kampar, dan 211 dari Pelalawan. Wilayah kabupaten juga hendaknya ditambah sehingga petani lain dapat berpartisipasi.
Baca Juga: Klaim Subsidi Minyak Goreng Mulai Diverifikasi
Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) Sri Gunawan mengatakan, fasilitas yang diberikan BPDPKS terkait pengembangan SDM ini sangat lengkap. “Dan manfaatnya dan yang menikmati cukup banyak sekali,” ujarnya.
“Saya yakin sekali anaknya yang sudah lulus atau sedang kuliah itu sangat menikmati. Demikian juga Pemerintah daerah, KUD di wilayah PSR, perkebunan swasta selaku pendamping petani,” kata Sri Gunawan.
Menurut Sri Gunawan, program bea siswa harus diarahkan pada kelapa sawit sehingga produktivitas tetap berjalan secara kontinu. Karena tantangan di masa depan cukup besar terkait lingkungan, perubahan iklim. Sehingga SDM kelapa sawit harus diarahkan kepada tantangan ke depan.
Direktur Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta Muhammad Mustangin sangat mendukung dan antusias terkait program beasiswa BPDPKS ini. Karena di dalam sistem supply chain management yang dimulai dari hulu, prosesing hingga hilir maka penguatan yang utama ada di hulu.
Terkait itu maka penguatan di sektor hulu plantation itu tentu menjadi harus dilakukan. “Dengan program PSR ini menjadi tantangan yang harus kita dukung bersama. Di dalam segala aspek tentu tidak lepas dari SDM baik di hulu, tengah maupun di hilir dan harus disiapkan SDM yang unggul,” ujar Mustangin.
Menurut Mustangin, menjadi kewajiban bersama untuk mendidik SDM kelapa sawit. Vokasi merupakan pendidikan terapan di mana seperti diketahui mahasiswa harus betul-betul bisa mempelajari sistem pendidikan kelapa sawit secara utuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News