kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.892   63,27   0,81%
  • KOMPAS100 1.206   10,13   0,85%
  • LQ45 979   8,98   0,93%
  • ISSI 229   0,84   0,37%
  • IDX30 499   4,39   0,89%
  • IDXHIDIV20 602   5,24   0,88%
  • IDX80 137   1,09   0,80%
  • IDXV30 140   0,40   0,28%
  • IDXQ30 167   1,34   0,81%

BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi


Senin, 12 Agustus 2024 / 17:45 WIB
BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
ILUSTRASI. Seorang nelayan memancing di dekat anjungan lepas pantai Papa Flow Station milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Karawang, Jawa Barat, belum lama ini. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi minyak tahun ini sebesar 595.000 barel per hari (bph) atau sebesar 94% dari target Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (APBN) 2024 yang sebesar 635.000 bph. KONTAN/Barlie Harlim Noe


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menekankan pentingnya pemanfaatan gas bumi sebagai transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE).

Melihat perannya yang sangat strategis, dilakukan akselerasi dalam rangka optimalisasi bahan bakar fosil paling ramah lingkungan ini. 

”Transisi energi, peningkatan penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan pembangunan infrastruktur energi dalam rangka penyediaan energi yang berkeadilan merupakan isu strategis bidang energi yang saat ini menjadi fokus utama,” ungkap Anggota Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi, dalam keterangannya Senin (12/8).

Baca Juga: Menilik Strategi Kementerian ESDM untuk Naikkan Produk Minyak

Khusus untuk gas bumi, upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatannya dilandasi oleh ketersediaannya yang cukup dan lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil lain.

Faktor ketersediaan gas bumi juga positif secara ekonomi karena dengan besarnya volume cadangan yang ada maka akan lebih menguntungkan karena dapat dilakukan perencanaan secara jangka panjang, transparan, dan dapat diandalkan.

Meski begitu, Iwan mengakui bahwa masih terdapat sejumlah tantangan dalam rangka optimalisasi gas bumi sebagai energi transisi ini.

Di antaranya adalah kebutuhan peningkatan ketersediaan infrastruktur, minat investasi, kepastian pasokan gas bumi dan kemudahan birokrasi, dan perizinan.

Baca Juga: Kementerian ESDM Siap Tambah Produksi Minyak 100.000 Bph dari 6 Lapangan Migas Ini

”Agar optimasi (gas bumi) berjalan lancar, diperlukan perencanaan energi lintas sektor dan jangka panjang,” terusnya.

Maka hal tersebut juga menjadi salah satu poin pembahasan penting dalam Rapat Kerja BPH Migas Semester I Tahun Anggaran 2024 di Bandung, Jawa Barat pada 8 Agustus 2024 ini serta merupakan bagian yang tertuang dalam sambutan tertulis Kepala BPH Migas Erika Retnowati.

Sejalan dengan tema yang diusung pada Rapat Kerja yaitu "Akselerasi Pemanfaatan Gas Bumi Dalam Transisi Energi Menuju Net Zero Emission".

Iwan mengungkapkan bahwa penerapan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan dan peningkatan pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi sebaiknya dipertimbangkan dalam penyusunan program kerja jangka panjang maupun rencana kerja tahunan BPH Migas.

"Eksistensi BPH Migas sebagai badan pengatur bidang hilir migas perlu didukung dengan program kegiatan yang mempertimbangkan perkembangan migas dan tetap berpedoman pada perundangan yang berlaku,” terangnya.

Baca Juga: Eksplorasi Migas Dunia Seret, Investor Ketar-Ketir Perkembangan Kendaraan Listrik

Sebagai inisiatif, BPH Migas melakukan diskusi panel pada Rapat Kerjanya untuk meningkatkan pengetahuan dan bahan masukan terkait pengembangan arah kebijakan pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa dalam mendukung transisi energi ini.

Menghadirkan para pemangku kepentingan antara lain Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, SKK Migas, dan Ikatan Perusahaan Gas Bumi Indonesia.

Berkaitan dengan optimalisasi gas bumi sebagai energi transisi, telah dilakukan revisi Peraturan BPH Migas Nomor 20 Tahun 2019 tentang Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi dalam Rangka Pemberian Hak Khusus.

Proses harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) atas regulasi ini juga telah diselesaikan pada Semester I 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×