kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

BPOM: Mie instan hingga minuman instan wajib cantumkan informasi asupan nilai gizi


Rabu, 30 September 2020 / 17:43 WIB
BPOM: Mie instan hingga minuman instan wajib cantumkan informasi asupan nilai gizi
ILUSTRASI. My Noodlez produk mie instan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. KONTAn/Muradi/2015/10/29


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) membuat kebijakan yang mewajibkan produsen makanan minuman untuk mencantumkan informasi  nilai gizi atau logo "Pilihan Lebih Sehat" pada semua produk pangannya khususnya untuk pasta, mie instan, dan minuman siap saji.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah konsumen mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.

Yusra Egayanti, Kepala Subdit Standarisasi Pangan Olahan Tertentu, Badan POM menjelaskan informasi pada bagian utama dalam bentuk tabel tidak begitu consumer friendly sehingga muncul inisiatif baru untuk mencantumkan informasi nilai gizi pada bagian utama label.

Baca Juga: RUU Pengawasan Obat Dibahas, Pengusaha Berharap Sanksi Pembinaan Ketimbang Pidana

Hal ini diharapkan dapat lebih memudahkan konsumen memilih produk yang menyematkan logo lebih sehat. Tentu upaya ini juga diharapkan bisa mendorong industri menyediakan produk yang lebih sehat.

Yusra menjelaskan lebih lanjut terdapat dua pilihan pencantuman informasi nilai gizi pada label utama. Pertama, pencatuman asupan nilai gizi harus berwarna monokrom.

Kedua, produsen makanan minuman bisa mencantumkan logo pilihan lebih sehat yang saat ini masih diterapkan sukarela. Logo ini diterapkan di semua produk siap konsumsi seperti pasta, mie instan, dan minuman siap saji.

"Berdasarkan survey konsumsi makanan individu, kelompok makanan ini (pasta, mie instan, dan minuman siap saji) dari makanan pangan olahan mencatatkan konsumsi yang cukup tinggi dan penyumbang gula  garam dan lemak sehingga perlu didorong untuk direformulasi," jelasnya  dalam acara webinar "Cara Cerdas Memilih Produk Pangan" Rabu (30/9).




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×