kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Brand Lokal Ditantang Terapkan Mindful Production demi Keberlanjutan


Senin, 30 Juni 2025 / 19:02 WIB
Brand Lokal Ditantang Terapkan Mindful Production demi Keberlanjutan
ILUSTRASI. Nona Rara, yang mendiversifikasi produknya dengan aksesori dari limbah produksi, menarik segmen muda yang peduli lingkungan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran konsumen terhadap dampak sosial dan lingkungan dari keputusan belanja mereka semakin meningkat.

Konsumen tak lagi hanya mengejar harga dan kualitas, tetapi juga mempertimbangkan nilai, etika, dan jejak produksi di balik sebuah produk.

Fenomena ini melahirkan tren mindful consumerism, yang kini mendorong brand lokal untuk tidak sekadar mengikuti permintaan pasar, melainkan melakukan transformasi dari dalam lewat praktik mindful production.

Baca Juga: Hypefast Catat Laba Perdana, Ekspansi ke 9.000 Titik di Asia Tenggara

Laporan IBM (2023) mencatat, sebanyak 62% konsumen global bersedia mengubah perilaku belanjanya demi mengurangi dampak lingkungan. Tren ini juga kian terasa di Indonesia.

"Produksi yang sadar tidak harus mahal atau sempurna. Ini soal mengambil keputusan dengan mempertimbangkan manusia, lingkungan, dan masa depan," ujar Abdurrahman Robbani (Rahman), Head of Emerging Brand Hypefast dalam keterangannya, Senin (30/6).

Sebagai House of Next-Gen Brand terbesar di Asia Tenggara, Hypefast mendorong brand lokal Indonesia mengadopsi prinsip mindful production sebagai langkah strategis bukan sekadar tanggung jawab moral, tetapi juga sebagai diferensiasi pasar yang relevan.

Kelola Limbah Sebagai Bagian dari Produksi

Sektor fashion dan tekstil menjadi penyumbang limbah signifikan, mulai dari pewarna tekstil yang mencemari air, bahan polyester yang menghasilkan mikroplastik, hingga sisa kain yang tak terpakai.

Baca Juga: Brand Skincare Lokal This Is Your Rayakan 5 Tahun Dengan Edukasi

Menurut Bappenas, limbah tekstil di Indonesia berpotensi mencapai 3,9 juta ton pada 2030 jika tidak ada perbaikan sistemik.

Langkah awal yang bisa dilakukan brand lokal adalah mengevaluasi asal-usul bahan baku dan mulai mengadopsi prinsip reuse dan recycle.

Pemanfaatan bahan sisa pabrik (deadstock), daur ulang kain, dan penggunaan sumber lokal menjadi solusi konkret.

“Dengan memahami asal bahan baku, brand dapat mengontrol dampak produksinya. Deadstock itu bisa diolah ulang dan punya potensi,” jelas Rahman.

Contohnya, brand fesyen Nona Rara berhasil mengurangi 75% limbah produksi dengan mengolah sisa kain dan payet menjadi aksesori seperti boneka dan bros.

Sementara Luxcrime, brand kosmetik lokal, menggandeng Seven Clean Seas untuk menginisiasi daur ulang kemasan sebagai bagian dari komitmen terhadap circular economy.

Baca Juga: White Diary, Brand Lokal yang Jadi Sahabat Setia Perawatan Kulit Harian

Bangun Kepercayaan Konsumen Lewat Transparansi

Mindful production juga mencakup aspek manusia di balik produk. Data Katadata Insight Center (2024) menunjukkan, 73% Gen Z Indonesia lebih mempercayai brand yang transparan dalam proses produksinya dibanding hanya menjual produk jadi.

Brand seperti SukkhaCitta telah menjadikan transparansi sebagai elemen utama diferensiasi. Mereka menampilkan profil artisan, menjelaskan proses pembuatan, dan membangun narasi kuat yang menyentuh sisi emosional konsumen.

“Mindful production adalah investasi jangka panjang untuk membangun loyalitas dan relevansi di tengah pasar yang terus berubah,” tambah Rahman.

Langkah ini terbukti tidak hanya berdampak secara sosial dan lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru.

Seperti yang dilakukan Nona Rara, yang mendiversifikasi produknya dengan aksesori dari limbah produksi, menarik segmen muda yang peduli lingkungan.

Sementara kolaborasi Luxcrime dengan Seven Clean Seas berhasil meningkatkan engagement komunitas dan brand advocacy.

Baca Juga: Tiga Brand Lokal Jadi The Remarkable Newcomer, Salah Satunya Kanzler

Mendorong Ekonomi Kreatif Berkelanjutan

Dengan langkah-langkah tersebut, brand lokal tidak hanya menjawab ekspektasi generasi mindful, tetapi juga berkontribusi terhadap agenda nasional seperti RPJMN 2020–2024 dan target Net Zero Emission 2060.

Mindful production bukan sekadar tren sesaat, melainkan solusi jangka panjang yang memungkinkan pertumbuhan brand secara holistic secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Selanjutnya: Prabowo Resmikan Kantor Danantara, Ini Harapannya

Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×