kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukit Asam menggenjot pengembangan hilirisasi batubara


Kamis, 01 Februari 2018 / 17:25 WIB
Bukit Asam menggenjot pengembangan hilirisasi batubara
ILUSTRASI. Pekerja dengan Alat Berat di Penyimpanan Batubara


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan hilirisasi batubara melalui gasifikasi batubara terus digenjot oleh PT Bukit Asam (PTBA). Saat ini, PTBA tengah merampungkan tahapan bankable feasibility study (FS) yang sedang dilaksanakan oleh konsultan.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Suherman mengatakan, saat ini pengembangan gasifikasi batubara terus dilakukan. Asal tahu saja, PTBA bersama dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan membentuk joint venture (JV) untuk membangun pabrik pengolahan gasifikasi batubara.

Teknologi di pabrik ini bisa mengubah batubara menjadi synthetis gas (syngas) dengan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar. Diharapkan di tahun 2019 awal atau akhir 2018, pabrik tersebut sudah mulai konstruksi.

“Saat ini, PTBA baru menyiapkan lahan yang akan dijadikan kawasan industri. Lokasinya di Tanjung Enim, Sumatera Selatan,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).

Sayangnya ia belum bisa menyebutkan berapa besar potensi bisnis yang akan didapat dari hasil hilirisasi batubara melalui gasifikasi batubara ini. Juga, Suherman belum mau mengatakan ke mana akan dijual hasil gasifikasi batubara tersebut.

Asal tahu saja, gasifikasi batubara adalah mengubah batubara menjadi produk akhir yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Caranya, dengan menggunakan teknologi gasifikasi yang memungkinkan mengonversi batubara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan Polypropylene sebagai bahan baku plastik.

Sebelumnya, Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, produksi gasifikasi batubara setelah menjadi syngas dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun dan 450.000 ton Polypropylene per tahun.

Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku sebesar 9 juta ton per tahun. "Itu sudah termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listriknya," ungkapnya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono mengatakan, baru PTBA yang berminat untuk melaksanakan hilirisasi batubara melalui gasifikasi batubara ini.

Saat ini pihaknya tengah melakukan diskusi untuk menerbitkan detil aturan terkait pengembangan gasifikasi batubara. “Secara umum memang sudah ada juga gasifikasi, liquifikasi. Jadi hilirisasi sudah diatur. Salah satu alasan perusahaan yang belum mau mengembangkan karena keekonomian juga belum berkembang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×