Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan total penjualan batubara pada semester I-2024 mencapai 20,05 juta ton, meningkat 15% secara tahunan (year on year).
Ekspor batubara PTBA pada semester I-2024 sebesar 8,48 juta ton. Realisasi itu naik 20% dibanding penjualan ekspor pada semester I 2023 sebesar 7,10 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra mengatakan, hingga semester I-2024, PTBA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 19,64 triliun dan EBITDA sebesar Rp 3,63 triliun. Setelah dikurangi biaya-biaya, PTBA membukukan laba bersih Rp 2,03 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 30 Juni 2024 sebesar Rp 38,39 triliun.
Secara kuartalan (quarter to quarter), kinerja keuangan PTBA mengalami peningkatan signifikan. Pendapatan pada kuartal II-2024 sebesar Rp 10,23 triliun, naik 9% dibanding kuartal I-2024.
Laba bersih PTBA mencapai Rp 1,24 triliun di kuartal II-2024. Jumlah tersebut juga naik 57% dibanding kuartal I-2024.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Siap Penuhi Kebutuhan Batubara Domestik
"Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional sepanjang Semester I-2024," kata Niko dalam keterangan resmi, Kamis (1/8).
Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,57 juta ton, tumbuh 12 % dibanding semester I-2023 sebesar 10,33 juta ton. Adapun per semester I-2024, produksi batubara PTBA mencapai 18,76 juta ton dan realisasi angkutan dengan kereta api 17,33 juta ton.
Menurut Niko, tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batubara ICI-3 terkoreksi sekitar 19% secara tahunan dari US$ 93,49 per ton pada semester I-2023 menjadi US$ 75,89 per ton pada semester I 2024.
Sedangkan rata-rata indeks harga batubara Newcastle terkoreksi 36% secara tahunan menjadi US$ 130,66 per ton, dari US$ 204,27 per ton pada semester I 2023.
Karena itu, lanjut Niko, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. PTBA juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
"Selain itu, kami berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA," tandas Niko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News