kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bukit Asam (PTBA) perkuat penjualan batubara di pasar domestik dan ekspor


Senin, 17 Mei 2021 / 18:32 WIB
Bukit Asam (PTBA) perkuat penjualan batubara di pasar domestik dan ekspor
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berupaya memanfaatkan momentum kenaikan harga batubara global. Selain meningkatkan kemampuan produksinya, perusahaan pelat merah ini akan memperkuat penjualan batubara di pasar domestik maupun ekspor.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2021 telah berada di level US$ 99,4 per ton pada perdagangan Jumat (14/5). Bahkan, harga batubara pernah menembus level US$ 102,55 per ton pada Kamis (13/5).

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C. menyebut, kenaikan harga batubara yang dibarengi oleh penambahan kuota produksi batubara nasional oleh pemerintah pada dasarnya menjadi kesempatan bagi PTBA untuk meningkatkan produksinya.

Baca Juga: Indospring (INDS) yakin kinerja di 2021 tumbuh positif

Asal tahu saja, Kementerian ESDM mengerek target produksi batubara nasional di tahun 2021 dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton. PTBA sempat menargetkan produksi batubara sebanyak 29,5 juta ton di tahun ini, lalu menaikkannya menjadi 30 juta ton. 

PTBA pun masih membuka peluang untuk meningkatkan kembali produksi batubaranya di sisa tahun ini. “Saat ini kami sedang menjajaki dengan Kementerian ESDM untuk mendapatkan peluang lebih besar,” ujar Pollo, Senin (17/5).

Sekadar catatan, dalam tiga bulan pertama 2021, PTBA mampu memproduksi batubara sebesar 4,5 juta ton dengan penjualan sebesar 5,9 juta ton.

Manajemen PTBA mengklaim, penjualannya mulai menunjukkan sinyal positif di tengah pemulihan ekonomi nasional. Pasar domestik sampai saat ini masih menjadi kontributor utama penjualan batubara PTBA. Penjualan batubara PTBA di pasar domestik juga diperkuat oleh kehadiran smelter alumina di Bintan, sehingga perusahaan ini memasok kebutuhan batubara di sana.

Baca Juga: Harga batubara naik, kesempatan bagi Bukit Asam (PTBA) dongkrak produksi

Per kuartal I-2021, nilai pendapatan PTBA dari penjualan batubara domestik mencapai Rp 2,59 triliun alias tertinggi dibandingkan penjualan batubara perusahaan ini ke negara-negara lainnya.

Sejauh ini, sektor kelistrikan berkontribusi besar terhadap penjualan batubara domestik PTBA. Hal ini terbukti dari penjualan batubara PTBA ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang mencapai Rp 1,05 triliun dan PT Indonesia Power sebesar Rp 880,25 miliar di kuartal I-2021. Kedua perusahaan ini berkontribusi lebih dari 10% dari total pendapatan PTBA.

Pollo juga menyampaikan, penjualan ekspor PTBA juga cukup stabil. Ini mengingat permintaan ekspor batubara ke berbagai negara sudah full booked. “Salah satu pasar ekspansi kami adalah ke Filipina,” ungkap Pollo.

Selain Filipina, PTBA juga melakukan ekspor batubara ke China, India, Taiwan, Jepang, Malaysia, Hongkong, Vietnam, dan lain sebagainya.

Tak hanya memproduksi dan menjual batubara, PTBA juga fokus mengembangkan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products & Chemicals, Inc (APCI). Selasa, 11 Mei 2021 lalu, PTBA, Pertamina dan APCI menandatangani Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME yang berlangsung di Jakarta dan Los Angelos, Amerika Serikat.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) kerek target penjualan alat berat tahun ini jadi 2.500 unit

Pollo menyebut, pihaknya sedang menindaklanjuti persetujuan yang telah ditandatangani tersebut untuk kemudian difinalisasi. Setelah itu, barulah PTBA menjalani tahap pra konstruksi untuk proyek yang berlangsung di Tanjung Enim, Sumatera Selatan tersebut.

Proyek DME sendiri akan dilakukan selama 20 tahun. Investasi asing yang didatangkan dari APCI dalam proyek ini mencapai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun.

PTBA nantinya akan memasok kebutuhan batubara untuk proyek DME sebanyak 6 juta ton. Kelak, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun dan mengurangi impor LPG Indonesia sebanyak 1 juta ton per tahun.

Selanjutnya: Itama Ranoraya (IRRA) siapkan belanja modal hingga Rp 300 miliar tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×